
Analisis
Akhirnya Ada Kabar Bagus, Rupiah Bisa Menguat Walau Terbatas
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 August 2019 12:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (30/8/19), harapan adanya perundingan dagang antara AS dengan China memberikan sentimen positif ke pasar finansial dan menjadi kabar bagus bagi rupiah.
Mengutip Reuters Kamis kemarin, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan saat ini Beijing dan Washington sedang membahas pertemuan tatap muka dalam waktu dekat.
Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, menyatakan kedua pihak harus menciptakan suasana yang kondusif jika ingin meraih hasil positif dalam perundingan tersebut. China sendiri, katanya, terus berusaha menghindari eskalasi dan bersedia untuk menyelesaikan perselisihan secara tenang.
"Sejauh yang saya tahu, delegasi kedua negara terus melakukan komunikasi yang efektif. Kami berharap AS menunjukkan ketulusan dan aksi konkret," kata Gao.
Selain itu Presiden AS, Donald Trump, juga merespon positif komentar dari China. Presiden Trump mengungkapkan hari ini akan ada pembicaraan di antara delegasi kedua negara untuk mempersiapkan pertemuan pada bulan depan.
"Ada pembicaraan yang terjadwal hari ini, tetapi levelnya berbeda. China sangat ingin membuat kesepakatan (dagang). Kita lihat saja nanti," kata Trump dalam wawancara dengan Fox News Radio, seperti dikutip dari Reuters.
Kabar tersebut disambut baik oleh pelaku pasar, walaupun damai dagang sepertinya masih jauh akan terjadi, tetapi setidaknya China tidak lagi berniat membalas kenaikan tarif impor AS, dan perang dagang tidak lagi tereskalasi.
Meski ada kabar bagus dari AS-China, tetapi masih ada satu hal yang mengganjal di benak para pelaku pasar, yakni resesi.
Perang dagang yang berlangsung sejak 2018 telah membuat perekonomian global melambat. Dan pada 1 September nanti, baik AS maupun China secara resmi akan mengenakan tarif impor baru. Jika damai dagang belum akan terjadi dalam waktu dekat, perekonomian global kemungkinan akan semakin melambat, dan ancaman resesi semakin nyata.
Kabar akan adanya perundingan dagang AS-China menopang penguatan rupiah, tetapi "hantu" resesi yang masih bergentayangan membatasi penguatan Mata Uang Garuda.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada pukul 11:40 WIB, rupiah berada di level 14.225/US$ melansir data investing.com. Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mendatar dan berada di area positif, sementara histogramnya masih di area negatif. Melihat indikator tersebut, tekanan terhadap rupiah dalam jangka menengah sudah mulai berkurang.
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran rerata MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold)
Rupiah saat ini bergerak di bawah 14.230/US$. Selama bertahan di bawah area tersebut rupiah berpotensi menguat ke area 14.290/US$. Tetapi melihat Stochastic yang oversold, rupiah berpeluang memangkas pelemahan jika kembali menembus ke atas level 14.230/US$, bahkan berpotensi melemah menuju 14.260/US$.
Sebaliknya jika kembali menembus ke bawah 14.260/US$, rupiah akan berpotensi menguat menuju area 14.230/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Mengutip Reuters Kamis kemarin, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan saat ini Beijing dan Washington sedang membahas pertemuan tatap muka dalam waktu dekat.
Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, menyatakan kedua pihak harus menciptakan suasana yang kondusif jika ingin meraih hasil positif dalam perundingan tersebut. China sendiri, katanya, terus berusaha menghindari eskalasi dan bersedia untuk menyelesaikan perselisihan secara tenang.
Selain itu Presiden AS, Donald Trump, juga merespon positif komentar dari China. Presiden Trump mengungkapkan hari ini akan ada pembicaraan di antara delegasi kedua negara untuk mempersiapkan pertemuan pada bulan depan.
"Ada pembicaraan yang terjadwal hari ini, tetapi levelnya berbeda. China sangat ingin membuat kesepakatan (dagang). Kita lihat saja nanti," kata Trump dalam wawancara dengan Fox News Radio, seperti dikutip dari Reuters.
Kabar tersebut disambut baik oleh pelaku pasar, walaupun damai dagang sepertinya masih jauh akan terjadi, tetapi setidaknya China tidak lagi berniat membalas kenaikan tarif impor AS, dan perang dagang tidak lagi tereskalasi.
Meski ada kabar bagus dari AS-China, tetapi masih ada satu hal yang mengganjal di benak para pelaku pasar, yakni resesi.
Perang dagang yang berlangsung sejak 2018 telah membuat perekonomian global melambat. Dan pada 1 September nanti, baik AS maupun China secara resmi akan mengenakan tarif impor baru. Jika damai dagang belum akan terjadi dalam waktu dekat, perekonomian global kemungkinan akan semakin melambat, dan ancaman resesi semakin nyata.
Kabar akan adanya perundingan dagang AS-China menopang penguatan rupiah, tetapi "hantu" resesi yang masih bergentayangan membatasi penguatan Mata Uang Garuda.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
![]() Sumber: investing.com |
Pada pukul 11:40 WIB, rupiah berada di level 14.225/US$ melansir data investing.com. Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mendatar dan berada di area positif, sementara histogramnya masih di area negatif. Melihat indikator tersebut, tekanan terhadap rupiah dalam jangka menengah sudah mulai berkurang.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran rerata MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold)
Rupiah saat ini bergerak di bawah 14.230/US$. Selama bertahan di bawah area tersebut rupiah berpotensi menguat ke area 14.290/US$. Tetapi melihat Stochastic yang oversold, rupiah berpeluang memangkas pelemahan jika kembali menembus ke atas level 14.230/US$, bahkan berpotensi melemah menuju 14.260/US$.
Sebaliknya jika kembali menembus ke bawah 14.260/US$, rupiah akan berpotensi menguat menuju area 14.230/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular