Wow! Harga Emas Diprediksi Bisa US$ 2.000/Oz, Ada Tapinya...

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
27 August 2019 06:15
Emas berpeluang melanjutkan kenaikan jika mampu menembus kembali ke atas level US$ 1.550/troy ons,
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melesat merespons ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Jika perang dagang berlanjut ada kemungkinan AS mengalami resesi, karena pertumbuhan dua kuartal berturut-turut turun, dan harga emas diperkirakan bisa mencapai US$ 2.000/troy ounce.

Namun demikian ada kemungkinan terjadi aksi ambil untung (profit taking) setelah harga emas naik cukup tinggi. Pemicunya adalah China melontarkan ajakan damai ke AS dan kembali ke meja perundingan.

Hingga perdaganga tadi malam, berdasarkan data investing.com, harga emas dunia berada pada level US$ 1.539,40/troy ounce.


Secara teknikal, Pada grafik harian, harga emas yang masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan atas MA 125 hari (garis hijau).
Foto: CNBC Indonesia


Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan bergerak naik, histogram kembali mendekati wilayah positif, memberikan gambaran emas mulai mendapat momentum penguatan kembali.

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, tetapi masih di atas MA 21, dan MA 125. Indikator stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh jual (oversold). Koreksi harga emas berpeluang menuju area US$ 1.535 per troy ons, sementara resisten (tahanan atas) berada di level US$ 1.550/troy ons.

Foto: CNBC Indonesia


Emas berpeluang melanjutkan kenaikan jika mampu menembus kembali ke atas level US$ 1.550/troy ons, dengan target ke area US$ 1.558/troy ons. Ada peluang ke area US$ 1.563/troy ons jika mampu menembus level US$ 1.558/troy ons.

Sementara jika menembus ke bawah US$ 1.535/troy ons, koreksi akan sampai ke kisaran US$ 1.530/troy ons. Support selanjutnya berada di kisaran US$ 1.526/troy ons.

Secara fundamental, kenaikan harga emas juga dipicu oleh potensi resesi di AS. Kepala Equity Strategy dari Standard Charterd Private Bank, Clive McDonnell, mengatakan probabilitas terjadinya resesi di AS dalam setahun ke depan meningkat, dari 2% menjadi 40%.

Panasnya perang dagang antara AS-China, sebagai dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia mendorong naiknya kemungkinan resesi di AS.

Seperti diketahui, akhir pekan lalu China telah mengumumkan bea masuk baru sekitar 5-10% atas produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar.

Untuk sebagian produk, bea masuk tersebut berlaku efektif mulai 1 September 2019. Selain itu ada pula beberapa produk yang bea masuknya batu akan berlaku per 15 Desember 2019.

Tak hanya itu, China juga kembali mengaktifkan bea masuk sebesar 25% terhadap mobil-mobil pabrikan AS, serta tarif 5% atas komponen mobil. Tarif tersebut mulai berlaku efektif pada 15 Desember 2019.

"Sebagai respons terhadap tindakan AS, China terpaksa mengambil langkah balasan," tulis pernyataan resmi pemerintah China, dilansir dari CNBC International.

Tidak perlu lama bagi Presiden AS, Donald Trump, untuk bereaksi terhadap langkah yang diambil Negeri Tirai Bambu.

Melalui cuitan di Twitter, Trump mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.

Emas Sentuh Level Tertinggi dalam 6 Tahun
[Gambas:Video CNBC]

Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.

"Kondisi yang terus berlarut ini menaikkan risiko bahwa AS akan jatuh ke dalam resesi. Saya pikir hal ini yang menjadi kekhawatiran pelaku pasar saat ini," ujar McDonnell.

Di tengah ketidakpastian yang meningkat ini, McDonnell menyarankan kepada kliennya untuk menaruh uangnya ke emas. "Emas merupakan aset yang bertahan selama bertahun-tahun. Kenaikan harga emas yang terjadi merefleksikan meningkatnya ketidakpastian," ujarnya.

Menurutnya bila AS jatuh pada resesi, harga emas bisa menembus US$ 2.000/troy ounce, dari harga sekarang di kisaran US$ 1.500/troy ounce.

Namun ketegangan antara AS-China bisa saja mereda setelah Trump mengkonfirmasi bahwa pejabat China sudah menghubungi pihaknya untuk mulai bernegosiasi soal situasi yang tengah terjadi antara kedua negara tersebut.

"Pejabat China menghubungi untuk mengatakan "ayo kita kembali ke meja perundingan"," katanya sebagaimana dilansir dari AFP, Senin (26/8/2019).

alam pernyataannya di tengah KTT G7 di Prancis, Trump memberi sinyal positif pada keinginan China ini dan berkata bahwa Presiden Xi Jinping merupakan pemimpin yang hebat dan menyambut keinginan Beijing untuk berdamai.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan sebenarnya sangat gampang bagi AS berdamai dengan China. Asalkan ada hubungan perdagangan yang transparan di keduanya. "Jika China setuju dengan hubungan yang jujur dan seimbang, kami akan segera menandatangai perjanjian dalam hitungan detik," tegasnya.

Menurutnya selama ini, China cenderung berat sebalah. Karena hal tersebut, AS melakukan tindakan tegas. "Ini jalan satu arah. Mereka punya pintu masuk gratis ke pasar kami, investasi kami, perusahaan kami, namun kami tidak memiliki hal yang sama di sana. Itulah satu-satunya alasan mengapa kita berada dalam situasi ini dengan China," tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Liu He, mengatakan China bersedia untuk menyelesaikan masalah dengan AS melalui konsultasi dan kerja sama dalam sikap yang tenang. Ia bahkan berujar dengan tegas bahwa pihaknya menentang eskalasi perang dagang.

Liu, mengatakan tidak ada negara yang akan diuntungkan dari perang dagang. "Kami percaya bahwa eskalasi perang dagang tidak menguntungkan bagi China, Amerika Serikat, atau untuk kepentingan rakyat dunia," katanya.

Jika atmosfir berubah menjadi lebih tenang, bukan tidak mungkin akan memicu aksi ambil untung dengan menjual emas yang sudah naik tinggi.
(hps/hps) Next Article AS-China "Damai", Emas Kehilangan Keperkasaan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular