
Cari Dana untuk Capex, PGN akan Terbitkan Global Bond
Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 August 2019 13:24

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berencana untuk menerbitkan obligasi global (global bond) untuk memenuhi belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2010. Selain itu dana yang terhimpun dari penerbitan global bond digunakan untuk pembiayaan kembali sejumlah obligasinya yang akan jatuh tempo pada 2024 mendatang.
Direktur Keuangan PGN Said Reza Pahlevy mengatakan rencana penerbitan obligasi ini masih dalam tahap pengkajian. Pada September 2019 nanti perusahaan baru akan mendapatkan kepastian nilai obligasi yang akan diterbitkan.
"Tapi kan kalau yang ada hari ini kan kita bisa masuk ke pasar bond ya. Tapi lagi dikaji kemungkinannya, terbuka kemungkinannya tapi kan serapan lokal juga terbatas. Memang timing yang tepat ya sekarang tapi kita lagi liat, kemungkinan kajian selesai September," kata Said di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Dia menjelaskan, kebutuhan pendanaan perusahaan ke depan cukup besar. Mulai dari membiayai capex hingga refinancing utang-utang perusahaan.
Pada 2010 perusahaan menganggarkan belanja modal senilai US$ 705 juta, naik signifikan dari US$ 500 juta di tahun ini. Kebutuhan ini disebutkan untuk meningatkan produksi perusahaan dan mendukung penambahan jaringan transmisi dan distribusi gas.
Porsi penggunaan dana capex ini sebesar 52% untuk pembagunan infrastruktur dan pengembangan market di sisi downstream, 32% untuk capex Saka Energi, sebesar 11%-12% untuk kebutuhan di mid-stream LNG dan 6% untuk supporting.
Selain itu, perusahaan juga sednag mengkaji untuk melakukan refinancing sejumlah obligasi yang jatuh tempo pada 2024 mendatang. Obligasi yang akan jatuh tempo tersebut ialah obligasi global senilai US$ 1,35 miliar yang diterbitkan pada 12 Mei 2014 dengan tingkat bunga sebesar 5,125%
(hps/hps) Next Article Sediakan Capex USD 436 juta, Begini Strategi PGAS di 2019
Direktur Keuangan PGN Said Reza Pahlevy mengatakan rencana penerbitan obligasi ini masih dalam tahap pengkajian. Pada September 2019 nanti perusahaan baru akan mendapatkan kepastian nilai obligasi yang akan diterbitkan.
"Tapi kan kalau yang ada hari ini kan kita bisa masuk ke pasar bond ya. Tapi lagi dikaji kemungkinannya, terbuka kemungkinannya tapi kan serapan lokal juga terbatas. Memang timing yang tepat ya sekarang tapi kita lagi liat, kemungkinan kajian selesai September," kata Said di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Pada 2010 perusahaan menganggarkan belanja modal senilai US$ 705 juta, naik signifikan dari US$ 500 juta di tahun ini. Kebutuhan ini disebutkan untuk meningatkan produksi perusahaan dan mendukung penambahan jaringan transmisi dan distribusi gas.
Porsi penggunaan dana capex ini sebesar 52% untuk pembagunan infrastruktur dan pengembangan market di sisi downstream, 32% untuk capex Saka Energi, sebesar 11%-12% untuk kebutuhan di mid-stream LNG dan 6% untuk supporting.
Selain itu, perusahaan juga sednag mengkaji untuk melakukan refinancing sejumlah obligasi yang jatuh tempo pada 2024 mendatang. Obligasi yang akan jatuh tempo tersebut ialah obligasi global senilai US$ 1,35 miliar yang diterbitkan pada 12 Mei 2014 dengan tingkat bunga sebesar 5,125%
(hps/hps) Next Article Sediakan Capex USD 436 juta, Begini Strategi PGAS di 2019
Most Popular