
Analisis
Harga Emas Masih Galau, Siap-siap Bakal Ada Pergerakan Besar
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 August 2019 13:56

Jakarta, CNCBC Indonesia - Harga emas mencatat pelemahan dua hari berturut-turut pada perdagangan Kamis kemarin, dan masih berada di zona merah hingga perdagangan Jumat (23/8/19) siang ini.
Jika melihat pergerakan emas setiap harinya, sejak perdagangan awal pekan logam mulia ini "galau", dengan selalu berubah arah dalam waktu singkat. Perdagangan Kamis kemarin salah satu contohnya, setelah turun hingga ke kisaran US$ 1.492 per troy ons, emas langsung melesat naik hingga mencapai level US$ 1.504 per troy ons, dan setelahnya hingga hari ini terus dalam tren menurun.
Penyebab utama pergerakan seperti itu adalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed). Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan kembali agresif dalam memangkas suku bunga di sisa tahun ini, tetapi ada keraguan juga dibenak pelaku pasar.
Akibat dari ekspektasi dan keraguan tersebut, harga emas bergerak dengan volatilitas tinggi, turun lebih jauh ragu, naik lebih tinggi tak mau.
Risalah rapat kebijakan moneter The Fed bulan Juli mempertegas ekspektasi dan keraguan pelaku pasar tersebut. Dalam risalah tersebut, saat The Fed memutuskan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) sikap komite pembuat kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) terbelah. Dua anggota FOMC menginginkan suku bunga dipangkas 50 bps, sementara ada dua anggota yang berpendapat The Fed tidak perlu memangkas suku bunga.
Simposiun Jackson Hole di AS sudah dimulai sejak Kamis waktu setempat akan menentukan kemana arah emas hari ini, bahkan bisa berpengaruh hingga pekan depan. Acara tahunan ini dihadiri oleh dihadiri oleh bank sentral, menteri keuangan, ekonom, akademisi hingga praktisi dari seluruh dunia. Sehingga bisa memberikan gambaran bagaimana kondisi finansial global dan kebijakan moneter yang akan diterapkan oleh masing-masing bank sentral.
Fokus utama tentunya tertuju pada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), sang pimpinan Jerome Powell akan berpidato pada pukul 21:00 WIB malam ini.
Powell diprediksi akan menghadapi tantangan yang cukup berat dalam menyampaikan pesan yang tepat ke pasar finansial terkait kebijakan moneternya. Pendapat para anggota The Fed mengenai kebijakan moneter sedang terbelah, dan Powell bisa mengguncang pasar finansial jika gagal meyakinkan pasar jika pemangkasan suku bunga masih akan berlanjut.
"Dia (Powell) sedikit kesulitan. Komite-nya terbelah. Dia mendapat banyak tekanan dari presiden, dan yang paling penting data ekonomi AS cukup bagus dan itu tidak memberikannya alasan untuk memberikan pelonggaran moneter yang besar" kata Mark Cabana, kepala strategi suku bunga AS di Bank of America Merril Lynch, sebagaimana dilansir CNBC International.
Apapun yang akan disampaikan oleh Powell nanti belum ada yang tahu, entah itu akan mengkonfirmasi ekspektasi pasar akan memangkas suku bunga secara agresif atau menjawab keraguan pasar dengan bersikap tidak terlalu dovish yang berarti tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga.
Satu hal yang pasti, harga emas akan mengalami pergerakan besar pada malam ini, jadi harap bersiap.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Jika melihat pergerakan emas setiap harinya, sejak perdagangan awal pekan logam mulia ini "galau", dengan selalu berubah arah dalam waktu singkat. Perdagangan Kamis kemarin salah satu contohnya, setelah turun hingga ke kisaran US$ 1.492 per troy ons, emas langsung melesat naik hingga mencapai level US$ 1.504 per troy ons, dan setelahnya hingga hari ini terus dalam tren menurun.
Penyebab utama pergerakan seperti itu adalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed). Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan kembali agresif dalam memangkas suku bunga di sisa tahun ini, tetapi ada keraguan juga dibenak pelaku pasar.
Risalah rapat kebijakan moneter The Fed bulan Juli mempertegas ekspektasi dan keraguan pelaku pasar tersebut. Dalam risalah tersebut, saat The Fed memutuskan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) sikap komite pembuat kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) terbelah. Dua anggota FOMC menginginkan suku bunga dipangkas 50 bps, sementara ada dua anggota yang berpendapat The Fed tidak perlu memangkas suku bunga.
Simposiun Jackson Hole di AS sudah dimulai sejak Kamis waktu setempat akan menentukan kemana arah emas hari ini, bahkan bisa berpengaruh hingga pekan depan. Acara tahunan ini dihadiri oleh dihadiri oleh bank sentral, menteri keuangan, ekonom, akademisi hingga praktisi dari seluruh dunia. Sehingga bisa memberikan gambaran bagaimana kondisi finansial global dan kebijakan moneter yang akan diterapkan oleh masing-masing bank sentral.
Fokus utama tentunya tertuju pada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), sang pimpinan Jerome Powell akan berpidato pada pukul 21:00 WIB malam ini.
Powell diprediksi akan menghadapi tantangan yang cukup berat dalam menyampaikan pesan yang tepat ke pasar finansial terkait kebijakan moneternya. Pendapat para anggota The Fed mengenai kebijakan moneter sedang terbelah, dan Powell bisa mengguncang pasar finansial jika gagal meyakinkan pasar jika pemangkasan suku bunga masih akan berlanjut.
"Dia (Powell) sedikit kesulitan. Komite-nya terbelah. Dia mendapat banyak tekanan dari presiden, dan yang paling penting data ekonomi AS cukup bagus dan itu tidak memberikannya alasan untuk memberikan pelonggaran moneter yang besar" kata Mark Cabana, kepala strategi suku bunga AS di Bank of America Merril Lynch, sebagaimana dilansir CNBC International.
Apapun yang akan disampaikan oleh Powell nanti belum ada yang tahu, entah itu akan mengkonfirmasi ekspektasi pasar akan memangkas suku bunga secara agresif atau menjawab keraguan pasar dengan bersikap tidak terlalu dovish yang berarti tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga.
Satu hal yang pasti, harga emas akan mengalami pergerakan besar pada malam ini, jadi harap bersiap.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular