
BI Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Rupiah Menguat ke 14.225/US$
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 August 2019 14:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata rupiah berbalik menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,5% dari sebelumnya 5,75%.
Saat BI mulai mengumumkan kebijakan moneter pukul 14:00 WIB rupiah berada di level 14.240/US$ atau melemah 0,04%. Kemudian Mata Uang Garuda berbalik menguat 0,07% ke level 14.225/US$ pukul 14:25 WIB setelah Gubernur BI, Perry Warjiyo mengumumkan suku bunga dipangkas.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (22/8/2019).
Dengan keputusan kali ini, BI sudah dua bulan berturut-turut memangkas suku bunga acuannya.
Perry menegaskan pemangkasan suku bunga acuan dilakukan karena rendahnya inflasi, dan tetap menariknya imbal hasil aset domestik. Kebijakan kali ini juga diambil sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya.
BI juga optimistis ke depannya perekonomian Indonesia akan tetap bagus ditopang pertumbuhan investasi yang tinggi. BI memprediksi pertumbuhan tahun 2019 berada di titik bawah kisaran 5-5,4%, sementara di tahun 2020 diprakirakan berada di titik atas 5,1-5,5%.
Untuk inflasi, BI juga melihat masih akan terjaga dan stabil di bawah titik tengah sasaran 3,5% ± 1% dan di 2020 berada di kisaran 3% ± 1%m sehingga ke depannya BI tetap menerapkan kebijakan akomodatif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article BI: Pelemahan Rupiah Dari Faktor Eksternal
Saat BI mulai mengumumkan kebijakan moneter pukul 14:00 WIB rupiah berada di level 14.240/US$ atau melemah 0,04%. Kemudian Mata Uang Garuda berbalik menguat 0,07% ke level 14.225/US$ pukul 14:25 WIB setelah Gubernur BI, Perry Warjiyo mengumumkan suku bunga dipangkas.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (22/8/2019).
Perry menegaskan pemangkasan suku bunga acuan dilakukan karena rendahnya inflasi, dan tetap menariknya imbal hasil aset domestik. Kebijakan kali ini juga diambil sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya.
BI juga optimistis ke depannya perekonomian Indonesia akan tetap bagus ditopang pertumbuhan investasi yang tinggi. BI memprediksi pertumbuhan tahun 2019 berada di titik bawah kisaran 5-5,4%, sementara di tahun 2020 diprakirakan berada di titik atas 5,1-5,5%.
Untuk inflasi, BI juga melihat masih akan terjaga dan stabil di bawah titik tengah sasaran 3,5% ± 1% dan di 2020 berada di kisaran 3% ± 1%m sehingga ke depannya BI tetap menerapkan kebijakan akomodatif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article BI: Pelemahan Rupiah Dari Faktor Eksternal
Most Popular