Gaduh Politik Eropa dan The Fed Jadi Beban Rupiah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 August 2019 08:48
Brexit dan Notula Rapat The Fed Ciutkan Nyali Pasar
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Tidak hanya Italia, dinamika politik di Inggris juga menimbulkan ketidakpastian. Apalagi kalau bukan seputar keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). 

Perdana Menteri Inggris Boris Johson mengusulkan kepada Uni Eropa untuk membuka kembali pintu negosiasi Brexit. Usul yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Brussel. 


"Uni Eropa menyesalkan bahwa pemerintah Inggris ingin mengubah solusi yang sudah disepakati secara legal dengan cara lain, yang bahkan belum ada. Pemerintah Inggris belum lagi mengusulkan proposal yang konkret," tulis surat Uni Eropa kepada pemerintah Inggris, seperti diwartakan Reuters. 

Dinamika politik yang menghangat di Benua Biru membuat pelaku pasar memilih bermain aman. Wait and see, menunggu dan melihat perkembangan sebelum kembali aktif. 

Ditambah lagi investor juga sedang dalam penantian rilis data penting yaitu notula rapat (minutes of meeting) Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed edisi Juli. Dalam rapat tersebut, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25%. 

Baca: Akhirnya! The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps

Pelaku pasar ingin mencerna bagaimana suasana dan perdebatan dalam rapat tersebut. Jika para pejabat The Fed terlihat semakin kalem alias dovish, maka peluang pelonggaran moneter lebih lanjut sangat terbuka. 

Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan kembali menurunkan suku bunga acuan bulan depan. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas Federal Funds Rate turun 25 bps lagi ke 1,75-2% mencapai 98,1%. 

Untuk semakin mempertebal keyakinan itu, investor perlu membaca dengan cermat minutes of meeting The Fed. Sambil menanti rilis data ini, pelaku pasar pun memilih menahan diri.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular