Pasar Obligasi Koreksi, Lelang Sukuk Negara Tetap Laku Rp 8 T

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
20 August 2019 20:48
Pemerintah menerbitkan sukuk negara sesuai target senilai Rp 8 triliun dalam lelang rutin hari ini, meski pasar sedang terkoreksi.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) senilai Rp 8 triliun dalam lelang rutin hari ini. Jumlah itu sesuai target meskipun hari ini pasar sedang terkoreksi. 

Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam pengumumannya hari ini (20/8/19) menunjukkan nilai penerbitan itu sesuai dengan target indikatif penerbitan, meskipun setara dengan lelang sukuk negara sebelumnya Rp 8,03 triliun dan di atas rerata penerbitan sejak awal tahun Rp 7,59 triliun.  

Jumlah permintaan dalam lelang hari ini Rp 18,05 triliun masih lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya Rp 18,05 triliun meskipun masih di bawah rerata sejak awal tahun Rp 22,22 triliun. 

Hari ini, koreksi pasar obligasi dipengaruhi oleh agresifnya pelaku pasar terhadap prediksi penurunan suku bunga acuan AS yaitu Fed Fund Rate menjadi 1,25%-1,5% hingga akhir tahun dari level saat ini 2%-2,25% dalam menghadapi ancaman resesi dunia.  

Hari ini, koreksi terjadi di pasar surat utang negara (SUN) yang tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.  

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 2,5 basis poin (bps) menjadi 6,76%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.   

 
Yield Obligasi Negara Acuan 20 Aug'19
SeriJatuh tempoYield 19 Aug'19 (%)Yield 20 Aug'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 20 Aug'19 (%)
FR00775 tahun6.7386.7632.506.7008
FR007810 tahun7.3257.3492.407.3203
FR006815 tahun7.7377.731-0.607.6886
FR007920 tahun7.8367.8370.107.8112
Avg movement1.10
Sumber: Refinitiv        

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article Keperkasaan Rupiah Dukung Pasar SUN, Asing Makin Deras Masuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular