Sepi Sentimen, Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 August 2019 10:28
Sepi Sentimen, Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia -  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun tidak berdaya melawan dolar AS di perdagangan pasar spot. 

Pada Selasa (20/8/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.262. Rupiah melemah 0,42% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Sementara di pasar spot, rupiah juga terjebak di zona merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.255 di mana rupiah melemah 0,18%. 

Kala pembukaan pasar, rupiah masih stagnan di Rp 14.230. Namun itu tidak lama, rupiah kemudian melemah dan dolar AS kian nyaman di kisaran Rp 14.200. 


Mata uang utama Asia bergerak variatif di hadapan dolar AS. Selain rupiah, maka uang yang melemah adalah yuan China, dolar Hong Kong, rupee India, ringgit Malaysia, dan peso Filipina. Sedangkan yang menguat adalah yen Jepang, won Korea Selatan, dolar Singapura, baht Thailand, dan dolar Taiwan. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang Benua Kuning pada pukul 10:08 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Mata uang Asia yang bergerak tanpa pola yang ajeg mencerminkan minimnya sentimen global. Di sisi perang dagang AS-China, pelaku pasar masih menunggu kejelasan rencana dialog dagang di Washington yang direncanakan berlangsung awal September. 

Sementara untuk isu resesi, sepertinya agak memudar karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun tidak lagi mengalami inversi. Situasi sudah agak normal, yield obligasi jangka pendek lebih rendah dari yang jangka panjang. 

 


Selain itu, sepertinya investor agak wait and see. Pekan ini akan berlangsung pertemuan tahunan yang diselenggarakan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) di Jackson Hole. Pertemuan ini sangat dinanti oleh pelaku pasar, yang sedang mencari petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan suku bunga acuan di Negeri Paman Sam. 

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 1,75-2% pada rapat The Fed 18 September mencapai 95%. Namun jika Ketua Jerome 'Jay' Powell menyebut sesuatu di Jackson Hole yang bisa menjadi petunjuk baru, maka peta permainan bisa berubah. 

Selain itu, investor juga menantikan rapat bulanan Bank Indonesia (BI) untuk menentukan suku bunga acuan. Berdasarkan konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia, BI diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%. Namun suara pasar terbelah, yang meramal BI 7 Day Reverse Repo rate diturunkan 25 bps menjadi 5,5% tidaklah sedikit. 

Dilatarbelakangi berbagai ketidakpastian di atas, pelaku pasar memilih menjauhi rupiah untuk sementara waktu. Namun karena minimnya sentimen negatif di level global, depresiasi rupiah tidak terlampau dalam.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular