Kemarin Rupiah Bukan Siapa-siapa, Sekarang Raja Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 August 2019 16:11
Kemarin Rupiah Bukan Siapa-siapa, Sekarang Raja Asia!
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tidak cuma menguat, rupiah bahkan jadi mata uang terkuat di Asia. 

Pada Rabu (14/8/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.240 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,52% dibandingkan posisi penutupan pasar hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah sudah menguat 0,45%. Mata uang Tanah Air terus bertahan di zona hijau, selalu menguat tanpa pernah sedetik pun mengendus teritori depresiasi. 


Rupiah berhasil mengubah nasib setelah lesu dua hari beruntun. Bahkan kemarin rupiah menjadi mata uang terlemah di Asia. 


Namun hari ini semua berubah. Memang bukan hanya rupiah yang mampu menguat di hadapan dolar AS, cukup banyak mata uang Asia lainnya yang bertengger di zona hijau. 

Namun rupiah terlihat mencolok.
 Apresiasi 0,52% membuat rupiah mantap menjadi mata uang terbaik di Asia. Gelar 'Raja Asia' ini disandang rupiah secara konsisten, dari pembukaan hingga penutupan pasar. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:10 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dari dalam negeri, rupiah punya momentum menguat setelah terdepresiasi selama dua hari beruntun. Dalam dua hari tersebut, pelemahan rupiah mencapai nyaris 1% tepatnya 0,92%. 

Oleh karena itu, mungkin sebagian investor melihat rupiah sudah terlalu murah (under-valued). Ini membuat rupiah menjadi menarik sehingga mendorong aksi beli. 

Sementara dari sisi eksternal, ini yang paling utama, sepertinya risk appetite investor sudah pulih seiring harapan perbaikan hubungan AS-China. Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda pemberlakuan bea masuk baru sebesar 10% untuk importasi produk-produk China. 

Bea masuk ini sedianya akan dieksekusi mulai 1 September. Namun Trump menundanya sampai 15 Desember. 

"Kami melakukan ini (menunda pemberlakuan bea masuk) untuk mengantisipasi Hari Natal, berjaga-jaga kalau ada dampak ke konsumen. Jadi kami menundanya sehingga tidak mempengaruhi musim belanja Natal," kata Trump, seperti dikutip Reuters. 


Trump mengambil keputusan ini tidak lama setelah mendapat laporan bahwa Kepala Perwakilan Dagang AS Robert 'Bob' Lighthizer melakukan pembicaraan via telepon dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, Menteri Perdagangan China Zhong Shan, dan Gubernur PBoC Yi Gang.  "Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan melalui telepon dua minggu lagi," sebut pernyataan tertulis kantor Perwakilan Dagang AS. 

Jika AS dan China sepakat untuk saling menelepon lagi, maka dialog dagang di Washington awal bulan depan sangat mungkin terjadi. Apabila dialog itu membuahkan hasil positif, maka bisa jadi rencana pengenaan bea masuk 10% dibatalkan dan AS-China kembali menempuh jalan menuju damai dagang. 



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular