Angin Segar Damai Dagang Berpotensi Dorong IHSG Menguat

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 August 2019 07:57
IHSG dalam dua hari perdagagan terakhir mengalami pelemahan. IHSG kembali terkoreksi 0,63% di level 6.210, Selasa (14/08/2019).
Foto: Pasar Modal Indonesia merayakan 42 tahun diaktifkannya kembali oleh pemerintah Republik Indonesia, sejak 10 Agustus 1977. (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari perdagagan terakhir masih mengalami pelemahan, terakhir IHSG kembali terkoreksi 0,63% pada level 6.210, Selasa (14/08/2019).

Untuk perdagangan hari ini Rabu (14/08/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat. Adapun rentang perdagangannya diperkirakan berada pada level 6.200 hingga 6.300.

Dari Wall Street, tiga indeks utama melesat cukup tinggi. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,45%, S&P 500 melejit 1,48%, dan Nasdaq Composite meroket 1,95%.


Hal yang membuat bursa Wall Street bergairah adalah penundaan rencana pemberlakuan bea masuk baru sebesar 10% untuk importasi produk asal China senilai US$ 300 miliar.

Adapun barang-barang seperti telepon seluler, laptop, mainan anak, sepatu, pakaian, dan lain-lain dikecualikan dari daftar. Awalnya bea masuk tersebut dijadwalkan mulai berlaku pada 1 September mendatang. Trump melakukan hal tersebut untuk tidak membebani rakyatnya pada perayaan natal.

"Kami melakukan ini (menunda pemberlakuan bea masuk) untuk mengantisipasi Hari Natal, berjaga-jaga kalau ada dampak ke konsumen. Jadi kami menundanya sehingga tidak mempengaruhi musim belanja Natal," kata Trump, seperti dikutip Reuters.


Pelaku pasar mengendus harapan. Jika AS dan China sepakat untuk saling menelepon lagi, maka dialog dagang di Washington awal bulan September sangat mungkin terjadi.

Perkembangan positif dari kabar perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China tersebut berpotensi membuat bursa Asia dan dalam negeri akan bergerak ke zona hijau.

Secara teknikal, IHSG memang masih dalam keadaan tertekan mengingat terbentuknya pola lilin hitam (black candle) selama tiga hari berturut-turut pada grafik berjenis candlestick.

Namun rentetan pelemahan tersebut berpotensi terhenti, pasalnya IHSG belum berada pada situasi jenuh belinya alias overbought, menurut indikator teknikal Relative Strength Index (RSI).
Hawa Dingin Dari Perang Dagang Berpotensi Dorong IHSG MenguatSumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular