Analisis

Sentimen Negatif Mengepung dari Sana-Sini, Rupiah Keok Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 August 2019 12:16
Rupiah kembali melemah melawan dolar AS pada perdagangan Selasa (13/8/19) akibat banyaknya sentimen negatif yang menghantam rupiah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNCB Indonesia - Mata uang rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (13/8/19) akibat banyaknya sentimen negatif yang menghantam rupiah.

Dimulai dari bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) yang kembali mendepresiasi nilai tukar yuan terhadap dolar AS. Langkah dari PBoC tersebut dikhawatirkan akan membuat AS ikut melemahkan nilai tukar dolar, dan currency war atau perang mata uang akan segera dimulai.

Hal tersebut membuat pelaku pasar melakukan risk aversion dengan mengalihkan investasinya ke aset-aset aman atau safe haven seperti emas dan obligasi serta mata uang yen Jepang dan franc Swiss.

"Penguatan yen yang sedang berlangsung saat ini merupakan sinyal lain dari pergeseran sentimen terhadap dolar AS yang akan segera melemah, terutama jika kekhawatiran 'intervensi' (dari AS) menjadi menjadi semakin nyata" kata John Marley, konsultan forex di SmartCurrenyBusiness.


PBoC menetapkan nilai tengah yuan di level 7,0362/US$ lebih lemah dari kemarin 7,0136/US$. Selain sentimen risk aversion, pelemahan nilai tukar yuan juga bisa berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.

Harga produk dari China menjadi lebih murah, dan RI bisa jadi akan kebanjiran produk "made in China". Jika hal tersebut sampai terjadi, dan tanpa diimbangi peningkatan ekspor, maka neraca perdagangan menjadi taruhannya. Defisit neraca perdagangan bisa besar, dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) juga akan membengkak.

Pada Jumat lalu, Bank Indonesia (BI) melaporkan CAD menembus level 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), tepatnya 3,04% kuartal II-2019. Padahal pada kuartal sebelumnya, CAD hanya berada di level 2,6%. Secara nominal, CAD pada kuartal II-2019 adalah senilai US$ 8,44 miliar.

CAD pada kuartal II-2019 juga lebih dalam ketimbang CAD pada periode yang sama tahun lalu (kuartal-II 2018) yang sebesar 3,01% dari PDB.


Satu lagi sentimen negatif bagi rupiah, mata uang peso Argentina anjlok ke level terlemah sepanjang sejarah. Meski tidak berdampak langsung terhadap rupiah karena pelemahan peso terjadi akibat gejolak politik, namun tetap saja memberikan dampak psikologis sesama negara emerging market.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tetapi ia menegaskan tidak ada pengaruh signifikan ke Indonesia.

"Jadi kalau sekarang terjadi di Argentina, nanti terjadi di Hong Kong atau waktu itu seperti terjadi di Turki, memang kemudian negara-negara emerging akan mendapatkan sentimennya. Tapi kita harap tidak menimbulkan satu gejolak," ujar Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Pada pukul 11:45 WIB, rupiah berada di level 14.285/US$ berdasarkan data investing.com.

Analisis Teknikal

Sentimen Negatif Sana-Sini, Rupiah Keok Lagi Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Sumber: investing.com

Pada grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan di atas MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik dan mulai mendekati area positif, sementara histogramnya sudah wilayah positif.

Melihat indikator tersebut, tekanan terhadap rupiah dalam jangka menengah cukup besar.

Sentimen Negatif Sana-Sini, Rupiah Keok Lagi Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Rupiah kini bergerak di dekat resisten (tahanan atas) 14.290, selama tidak menembus ke atas level tersebut pelemahan berpotensi terpangkas, melihat indikator Stochastic yang overbought. Bahkan rupiah berpeluang menguat ke menuju area 14.260. Penembusan di bawah 14.260 membuka ruang rupiah menguat ke 14.230.

Sementara jika resisten 14.290 berhasil ditembus, rupiah berpotensi melemah ke area 14.320.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular