Kinerja Tak Ciamik, Saham CIMB Niaga pun Anjlok!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 August 2019 10:33
Kinerja Tak Ciamik, Saham CIMB Niaga pun Anjlok!
Foto: CIMB Niaga (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Awal pekan nan pahit pastinya dirasakan oleh pelaku pasar yang mempunyai kepemilikan atas saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Bagaimana tidak, pada perdagangan kemarin (12/8/2019), harga saham Bank CIMB Niaga ambruk sebesar 1,83% ke level Rp 1.075/saham.

Padahal, harga saham perusahaan sedang mencoba bangkit dari keterpurukannya. Terhitung dalam periode 22 Juli 2019 (selepas harga saham BNGA menyentuh titik tertinggi dalam lebih dari empat bulan) hingga 6 Agustus 2019, harga saham perusahaan sudah ambruk sebesar 11,16%, dari Rp 1.165/unit menjadi Rp 1.035/unit.

Kemudian pada tiga hari perdagangan selepas itu, harga saham BNGA tak henti mencatatkan apresiasi. Sayang, belum seberapa apresiasi yang dibukukan, saham dari bank yang mayoritas dimiliki oleh CIMB Group tersebut kembali menjadi bulan-bulanan investor.


Kinerja keuangan periode kuartal II-2019 yang tak menggembirakan membuat harga saham perusahaan harus pasrah berada di level yang rendah.

Untuk diketahui, Bank CIMB Niaga masuk dalam kategori BUKU 4, yakni bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun. Sejauh ini, ada enam bank yang masuk ke dalam kategori bank bermodal jumbo tersebut, termasuk Bank CIMB Niaga. Kelima lainnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).

Nah, dari keenam bank yang masuk kategori BUKU 4, Bank CIMB Niaga menjadi satu-satunya yang belum merilis kinerja keuangan untuk periode semester I-2019.

Sebagai informasi, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 Juli 2019, perusahaan menyampaikan bahwa pihaknya berniat melaksanakan audit atas laporan keuangan interim periode semester I-2019. Perusahaan mengabarkan bahwa laporan keuangan auditan untuk periode semester I-2019 akan disampaikan selambat-lambatnya pada tanggal 2 September 2019.

Namun, bukan berarti gambaran besar terkait kinerja keuangan perusahaan untuk periode semester I-2019 (berikut kuartal II-2019) tak bisa didapatkan. Melansir publikasi Laporan Publikasi Bulanan Juni 2019 yang diterbitkan perusahaan, diketahui bahwa Bank CIMB Niaga membukukan pendapatan bunga bersih/net interest income (NII) senilai Rp 3,04 triliun pada kuartal II-2019, naik 2,96% jika dibandingkan capaian kuartal II-2018. Capaian tersebut lebih baik jika dibandingkan periode kuartal II-2018 kala NII perusahaan anjlok hingga 8,6% secara tahunan.

Untuk diketahui, bagi bank pada umumnya, NII merupakan sumber penerimaan yang paling utama, tak terkecuali bagi Bank CIMB Niaga. Lantas, pertumbuhan NII yang dibukukan perusahaan tentu menjadi sesuatu yang sangat positif, terlebih jika mengingat kontraksi yang terjadi pada kuartal II-2018.

Namun sayang, pertumbuhan laba bersih perusahaan merosot tajam. Pada kuartal II-2018, laba bersih perusahaan tercatat melejit lebih dari 20% secara tahunan, tepatnya 20,41%. Pada kuartal II-2019, pertumbuhan laba bersih perusahaan menyusut menjadi 6,84% saja.

HALAMAN SELANJUTNYA >> NEXT : Kuartal I Mengecewakan


Pada tiga bulan pertama tahun ini, kinerja keuangan dari bank yang dipimpin oleh Tigor M. Siahaan tersebut juga terbilang mengecewakan.

Sedikit mundur, pada kuartal I-2018 laba bersih perusahaan tercatat meroket sebesar 37% secara tahunan menjadi Rp 877 miliar, dari yang sebelumya Rp 640 miliar pada kuartal I-2017. Namun, hawa-hawa bahwa lonjakan laba bersih tak akan mampu dipertahankan di periode-periode berikutnya sejatinya sudah tercium di sini.

Pasalnya, pendapatan bunga bersih/net interest income (NII) hanya naik tipis 2% secara tahunan pada kuartal I-2018 menjadi Rp 3,03 triliun, dari yang sebelumnya Rp 3,1 triliun pada kuartal I-2017.

Lonjakan pada pos laba bersih tanpa diikuti lonjakan pada pos NII mengindikasikan bahwa lonjakan laba bersih bisa jadi merupakan one-off semata.

Hal ini kemudian menjadi kenyataan. Pada periode kuartal I-2019, kenaikan laba bersih perusahaan merosot menjadi 7,6% saja secara tahunan (dari 37% pada kuartal I-2018). Sementara itu, NII hanya tumbuh tipis sebesar 0,2% secara tahunan.

Jika diamati, harga saham perusahaan sempat anjlok ke level yang sangat rendah pada penghujung April 2019, merespons kinerja keuangan perusahaan yang tak menggembirakan pada tiga bulan pertama tahun 2019.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular