
Waspada Investor! Agustus Kurang Bersahabat untuk IHSG
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 August 2019 14:56

Pada Agustus 2019, tampaknya situasi tak akan berubah banyak. Peluang IHSG mencetak koreksi secara bulanan sangatlah terbuka. Peluang bagi IHSG mencetak koreksi lebih dari 5% juga terbuka lebar.
Pasalnya, kondisi eksternal dan internal sangatlah riskan bagi pasar saham dunia, termasuk pasar saham tanah air. Dari sisi eksternal, ada perang dagang AS-China yang tak kunjung usai.
Untuk diketahui, pada awal bulan ini Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.
"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
[Gambas:Twitter] China kemudian mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru tersebut. Melansir CNBC International, seorang juru bicara untuk Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda telah berhenti membeli produk agrikultur asal AS sebagai respons dari rencana Trump untuk mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.
Ternyata, serangan balasan China tak sampai disitu saja. Melalui bank sentralnya yakni People's Bank of China (PBOC), China terus melemahkan nilai tukar yuan dengan mematok nilai tengahnya di level yang lebih rendah.
Sebagai informasi, PBOC memang punya wewenang untuk menentukan nilai tengah dari yuan setiap harinya. Nilai tukar yuan di pasar onshore kemudian hanya diperbolehkan bergerak dalam rentang 2% (baik itu menguat maupun melemah) dari nilai tengah tersebut, sehingga pergerakannya tak murni dikontrol oleh mekanisme pasar. Implikasinya, ketika nilai tengah ditetapkan di level yang lebih lemah, yuan akan cenderung melemah di pasar onshore.
AS pun kemudian berang dengan China yang berujung pada pemberian label "manipulator mata uang" kepada Negeri panda oleh Kementerian Keuangan AS.
Ditengarai, langkah PBOC yang terus saja melemahkan nilai tukar yuan dimaksudkan sebagai bentuk lain serangan balasan China terhadap bea masuk baru yang akan dieksekusi AS pada awal bulan depan. Ketika yuan melemah, maka produk ekspor China akan menjadi lebih murah sehingga permintaannya bisa meningkat.
Perkembangan terbaru, Trump membuka kemungkinan bahwa dialog dagang AS-China yang dijadwalkan pada bulan September bisa dibatalkan. Sejatinya, AS dan China berencana menggelar negosiasi dagang di Washington pada awal bulan depan sebagai tindak lanjut dari negosiasi dagang beberapa waktu yang lalu di Shanghai.
"Mungkin, tetapi kita lihat nanti. Perundingan masih terjadwal," ujar Trump pada akhir pekan lalu, seperti diberitakan Reuters.
Dengan perkembangan perang dagang yang begitu buruk sejauh ini, dan jika perkembangannya tetap buruk kedepannya, tentu laju IHSG akan menjadi terganjal. Maklum, perang dagang AS-China selaku dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi tentu akan menekan laju perekonomian global sehingga pasar saham menjadi tak menarik.
BERLANJUT KE HALAMAN 3 -> Angka CAD Bikin Gemetar (ank/ank)
Pasalnya, kondisi eksternal dan internal sangatlah riskan bagi pasar saham dunia, termasuk pasar saham tanah air. Dari sisi eksternal, ada perang dagang AS-China yang tak kunjung usai.
Untuk diketahui, pada awal bulan ini Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.
[Gambas:Twitter] China kemudian mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru tersebut. Melansir CNBC International, seorang juru bicara untuk Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda telah berhenti membeli produk agrikultur asal AS sebagai respons dari rencana Trump untuk mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.
Ternyata, serangan balasan China tak sampai disitu saja. Melalui bank sentralnya yakni People's Bank of China (PBOC), China terus melemahkan nilai tukar yuan dengan mematok nilai tengahnya di level yang lebih rendah.
Sebagai informasi, PBOC memang punya wewenang untuk menentukan nilai tengah dari yuan setiap harinya. Nilai tukar yuan di pasar onshore kemudian hanya diperbolehkan bergerak dalam rentang 2% (baik itu menguat maupun melemah) dari nilai tengah tersebut, sehingga pergerakannya tak murni dikontrol oleh mekanisme pasar. Implikasinya, ketika nilai tengah ditetapkan di level yang lebih lemah, yuan akan cenderung melemah di pasar onshore.
AS pun kemudian berang dengan China yang berujung pada pemberian label "manipulator mata uang" kepada Negeri panda oleh Kementerian Keuangan AS.
Ditengarai, langkah PBOC yang terus saja melemahkan nilai tukar yuan dimaksudkan sebagai bentuk lain serangan balasan China terhadap bea masuk baru yang akan dieksekusi AS pada awal bulan depan. Ketika yuan melemah, maka produk ekspor China akan menjadi lebih murah sehingga permintaannya bisa meningkat.
Perkembangan terbaru, Trump membuka kemungkinan bahwa dialog dagang AS-China yang dijadwalkan pada bulan September bisa dibatalkan. Sejatinya, AS dan China berencana menggelar negosiasi dagang di Washington pada awal bulan depan sebagai tindak lanjut dari negosiasi dagang beberapa waktu yang lalu di Shanghai.
"Mungkin, tetapi kita lihat nanti. Perundingan masih terjadwal," ujar Trump pada akhir pekan lalu, seperti diberitakan Reuters.
Dengan perkembangan perang dagang yang begitu buruk sejauh ini, dan jika perkembangannya tetap buruk kedepannya, tentu laju IHSG akan menjadi terganjal. Maklum, perang dagang AS-China selaku dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi tentu akan menekan laju perekonomian global sehingga pasar saham menjadi tak menarik.
BERLANJUT KE HALAMAN 3 -> Angka CAD Bikin Gemetar (ank/ank)
Next Page
Angka CAD Bikin Gemetar
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular