Gara-gara India dan Thailand, Rupiah Hantam Dolar!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
08 August 2019 10:30
Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis ini.
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis ini (8/8/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot dibanderol Rp 14.210/US$. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu kemarin, rupiah juga berhasil mengakhiri petualangan di zona merah setelah menguat tipis 0,07%. Penguatan rupiah kemarin dibantu oleh sektor domestik dan sentimen eksternal.

Dari domestik rupiah memang punya tenaga untuk menguat secara teknikal (technical rebound). Sebelumnya, rupiah sudah melemah selama 4 hari beruntun. Selama periode tersebut, pelemahan rupiah mencapai 1,77%.


Artinya, rupiah sudah murah dan tentu mengundang minat pelaku pasar.

Sementara dari sisi eksternal, rupiah terbantu oleh keputusan bank sentral dua negara Asia yang menurunkan suku bunga acuan. Bank Sentral India (RBI) menurunkan suku bunga acuan 35 basis poin (bps) ke 5,4%. Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu penurunan 25 bps.
Kemudian Bank Sentral Thailand (BoT) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 1,5%. Ini di luar ekspektasi, karena pelaku pasar memperkirakan suku bunga dipertahankan di 1,75%. Penurunan ini menjadi yang pertama sejak 2015.
Penurunan suku bunga acuan di India dan Thailand, yang juga berstatus sebagai negara berkembang, menguntungkan Indonesia.

Sebab, berinvestasi di Indonesia bisa mendatangkan cuan lebih oke. Ketika suku bunga acuan turun, imbalan investasi (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut melorot.

Pada pukul 10.00 WIB, Kamis ini (8/8/2019), US$ 1 dibanderol Rp 14.230 atau melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Bank Indonesia dalam pernyataan ketika menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75% menegaskan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak stabil sesuai dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga.

"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang maupun valas," kata 
Onny Widjanarko Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam siaran persnya.


(tas) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular