
Nilai Tukar Yuan Terapresiasi, Wall Street Rebound
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 August 2019 20:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham kontrak futures Wall Street mulai bangkit pada pra-perdagangan hari Selasa (6/8/2019) setelah Bank Sentral China mengindikasikan keinginan mata uangnya diperdagangkan pada tingkat yang lebih tinggi.
Pada pukul 18:45 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 rebound masing-masing 103,26 poin dan 12,96 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 49,31 poin.
Pada penutupan perdagangan kemarin (5/8/2019), yuan China anjlok dan bahkan menembus level CNY 7/US$, dimana level tersebut terakhir dicatatkan saat krisis keuangan pada tahun 2008, melansir Reuters.
Alhasil, Wall Street mencatatkan perdagangan terburuk mereka sepanjang 2019 pada kemarin, dilansir CNBC International. Padahal sebelumnya aksi jual sudah dipicu dari keputusan Presiden AS Donald Trump yang per 1 September 2019 akan mengenakan tarif 10% atas produk Impor asal China senilai US$ 300 miliar.
Situasi pun semakin memanas ketika Trump menuduh Negeri Tiongkok sebagai manipulator mata uang, lagi-lagi lewat cuitan di akun Twitter pribadinya.
"China menurunkan harga mata uang mereka ke hampir level terendah dalam sejarah. Ini disebut manipulasi mata uang. Apakah Anda mendengarkan ini Federal Reserve (Bank Sentral AS)? Ini adalah pelanggaran besar yang akan sangat melemahkan China dari waktu ke waktu!," cuit Trump.
Akan tetapi, situasi mulai mereda setelah People Bank of China (POBC) atau Bank Sentral China membantah tuduhan Washington dan menetapkan titik tengah untuk yuan di level yang tinggi daripada ekspektasi pasar, yakni CNY 6,96/US$, di bawah level psikologis CNY 7/US$, dikutip dari CNBC International.
PBOC mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini bahwa tuduhan tersebut "secara serius merusak aturan internasional dan akan berdampak besar pada keuangan dan ekonomi global," dilansir CNBC International.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data lapangan pekerjaan AS periode Mei pukul 21:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Pada pukul 18:45 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 rebound masing-masing 103,26 poin dan 12,96 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 49,31 poin.
Pada penutupan perdagangan kemarin (5/8/2019), yuan China anjlok dan bahkan menembus level CNY 7/US$, dimana level tersebut terakhir dicatatkan saat krisis keuangan pada tahun 2008, melansir Reuters.
Situasi pun semakin memanas ketika Trump menuduh Negeri Tiongkok sebagai manipulator mata uang, lagi-lagi lewat cuitan di akun Twitter pribadinya.
"China menurunkan harga mata uang mereka ke hampir level terendah dalam sejarah. Ini disebut manipulasi mata uang. Apakah Anda mendengarkan ini Federal Reserve (Bank Sentral AS)? Ini adalah pelanggaran besar yang akan sangat melemahkan China dari waktu ke waktu!," cuit Trump.
Akan tetapi, situasi mulai mereda setelah People Bank of China (POBC) atau Bank Sentral China membantah tuduhan Washington dan menetapkan titik tengah untuk yuan di level yang tinggi daripada ekspektasi pasar, yakni CNY 6,96/US$, di bawah level psikologis CNY 7/US$, dikutip dari CNBC International.
PBOC mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini bahwa tuduhan tersebut "secara serius merusak aturan internasional dan akan berdampak besar pada keuangan dan ekonomi global," dilansir CNBC International.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data lapangan pekerjaan AS periode Mei pukul 21:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Most Popular