
Duh, Kicauan Donald Trump Buat Indeks Shanghai Ambruk Lagi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 August 2019 09:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dan Hang Seng masih saja tertekan pada perdagangan hari ini, Senin (5/8/2019). Hingga berita ini diturunkan, indeks Shanghai melemah 0,97% ke level 2.840,08, sementara indeks Hang Seng ambruk 2,22% ke level 26.321,54.
Indeks saham acuan di China dan Hong Kong tersebut masih saja ambruk setelah mencatatkan koreksi yang signifikan pada Jumat pekan lalu (2/8/2019). Menjelang akhir pekan kemarin, indeks Shanghai ditutup anjlok 1,41%, sementara indeks Hang Seng terpangkas 2,35%.
Kicauan Presiden AS Donald Trump di Twitter masih sukses dalam memantik aksi jual dengan intensitas yang besar di bursa saham China dan Hong Kong.
Pada hari Kamis (1/8/2019), Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.
"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
[Gambas:Twitter]
Pengumuman dari Trump ini datang pascadirinya melakukan rapat dengan Menteri keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer terkait dengan hasil negosiasi di Shanghai pada pekan kemarin.
China pun akhirnya dibuat panas dan angkat bicara terkait dengan serangan terbaru dari Trump. Beijing menyebut bahwa pihaknya tak akan tinggal diam menghadapi "pemerasan" yang dilakukan AS, serta memperingatkan akan adanya serangan balasan.
"Jika AS benar mengeksekusi bea masuk tersebut maka China harus meluncurkan kebijakan balasan yang diperlukan guna melindungi kepentingan-kepentingan kami yang mendasar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, dilansir dari Reuters.
Ketika perang dagang AS-China tereskalasi, laju perekonomian keduanya akan semakin tertekan.
Selain itu, sentimen negatif bagi bursa saham China dan Hong Kong datang dari rilis data ekonomi yang mengecewakan. Pada pagi hari ini, Services PMI China versi Caixin periode Juli 2019 diumumkan di level 51,6, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 52, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian di Hong Kong, Manufacturing PMI periode Juli 2019 diumumkan oleh Markit di level 43,8, turun jauh dibandingkan capaian bulan Juni yang sebesar 47,9, dilansir dari Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau
Indeks saham acuan di China dan Hong Kong tersebut masih saja ambruk setelah mencatatkan koreksi yang signifikan pada Jumat pekan lalu (2/8/2019). Menjelang akhir pekan kemarin, indeks Shanghai ditutup anjlok 1,41%, sementara indeks Hang Seng terpangkas 2,35%.
Kicauan Presiden AS Donald Trump di Twitter masih sukses dalam memantik aksi jual dengan intensitas yang besar di bursa saham China dan Hong Kong.
"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
[Gambas:Twitter]
Pengumuman dari Trump ini datang pascadirinya melakukan rapat dengan Menteri keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer terkait dengan hasil negosiasi di Shanghai pada pekan kemarin.
![]() |
China pun akhirnya dibuat panas dan angkat bicara terkait dengan serangan terbaru dari Trump. Beijing menyebut bahwa pihaknya tak akan tinggal diam menghadapi "pemerasan" yang dilakukan AS, serta memperingatkan akan adanya serangan balasan.
"Jika AS benar mengeksekusi bea masuk tersebut maka China harus meluncurkan kebijakan balasan yang diperlukan guna melindungi kepentingan-kepentingan kami yang mendasar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, dilansir dari Reuters.
Ketika perang dagang AS-China tereskalasi, laju perekonomian keduanya akan semakin tertekan.
Selain itu, sentimen negatif bagi bursa saham China dan Hong Kong datang dari rilis data ekonomi yang mengecewakan. Pada pagi hari ini, Services PMI China versi Caixin periode Juli 2019 diumumkan di level 51,6, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 52, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian di Hong Kong, Manufacturing PMI periode Juli 2019 diumumkan oleh Markit di level 43,8, turun jauh dibandingkan capaian bulan Juni yang sebesar 47,9, dilansir dari Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Optimisme Damai Dagang Angkat Bursa China ke Zona Hijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular