Syukuri Apa yang Ada, Rupiah Tak Lagi Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 August 2019 16:12
Apa Boleh Buat, Rupiah Memang Sulit Menguat
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Apa boleh buat, memang sulit buat rupiah untuk tidak melemah. Pasalnya berbagai sentimen negatif menyemuti pasar keuangan Asia. 

Pertama dan yang paling utama adalah risiko kembali berkobarnya api perang dagang AS-China. Selepas dialog dagang di Shanghai, yang disebut cukup konstruktif, Presiden AS Donald Trump malah membuat ulah. 

"Perwakilan kami baru saja tiba dari China, di mana mereka mengadakan perundingan yang konstruktif menuju kesepakatan dagang. Kami merasa mampu mencapai kesepakatan dengan China tiga bulan lalu, tetapi sayang China memutuskan untuk negosiasi ulang. 

"Baru-baru ini, China sepakat untuk membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar, tetapi tidak dilakukan. Ditambah lagi, kawan saya Presiden Xi (Jinping) mengatakan akan menghentikan penjualan Fentanyl ke AS - ini tidak akan terjadi - dan banyak orang AS kesusahan! 

"Perundingan dagang terus berlanjut, dan selagi berunding AS akan menerapkan tambahan kecil 10% bea masuk untuk impor produk China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September. Ini tidak termasuk importasi senilai US$ 250 miliar yang sudah dikenakan bea masuk 25%," papar Trump dalam sebuah utas (thread) di Twitter. 


China pun bereaksi. Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing bakal menerapkan serangan balasan jika AS jadi mengenakan bea masuk baru. 

"Kalau AS melakukan itu, maka kami akan melakukan balasan. Kami tidak mau ada perang dagang, tetapi tidak takut untuk menghadapinya.  

"Kami harap AS berhenti melakukan ilusi dan bertanggung jawab dengan kembali mencari solusi masalah-masalah perdagangan. Bea masuk tidak akan menguntungkan AS, China, dan seluruh dunia. 

"Sikap China dalam perundingan dagang tetap konsisten. China tidak akan tunduk terhadap ancaman dan intimidasi. Pintu perundingan selalu terbuka," papar Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti diwartakan Reuters. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular