
Gara-Gara Holcim, Laba Semen Indonesia Anjlok 50%!
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
31 July 2019 14:01

Jakarta, CNBC Indonesia- Laba bersih PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) pada semester I-2019 anjlok lebih dari 50% yang disebabkan karena utang yang membengkak dalam rangka mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan hari ini, induk dari holding BUMN semen ini hanya mencatatkan laba bersih semester I-2019 Rp 484,78 miliar, dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp 971,34 miliar.
Anjloknya laba dipengaruhi beban keuangan naik lebih dari 3 kali lipat menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp 459,62 miliar.
Hal ini disebabkan karena perseroan agresif menambah utang dalam 6 bulan terakhir, baik melalui bank maupun obligasi yang sebagian digunakan untuk akuisisi Holcim yang saat ini berubah nama jadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI).
Utang bank jangka panjang membengkak dari Rp 4,87 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp 20,38 triliun pada akhir Juni 2019. Sementara utang obligasi naik jadi Rp7,06 triliun dari sebelumnya 2,99 triliun. Alhasil total liabilitas dari Semen Indonesia menembus Rp 45,06 triliun, naik 144,65% hanya dalam waktu 6 bulan.
Tingginya beban keuangan tersebut, tidak sejalan dengan peningkatan pendapatan. Laba kotor SMGR mencapai Rp 4,66 triliun, hanya naik 22% dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Sementara itu, beban penjualan naik 7,15% menjadi Rp 1,33 triliun.
Hal tersebut tak terlepas dari turunnya penjualan Semen Indonesia semester I-2019 menjadi 13,78 juta ton dari setahun sebelumnya 14,77 juta ton. Namun karena penjualan SBI telah dikonsolidasikan pada tahun ini maka total Semen Indonesia mencapai 17,53 juta ton.
Di sisi lain, persaingan dengan produsen semen asing, terutama dari China juga berpengaruh terhadap penjualan Semen Indonesia. Apalagi, semen asal China berani menjual jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga pasaran.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dru) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan hari ini, induk dari holding BUMN semen ini hanya mencatatkan laba bersih semester I-2019 Rp 484,78 miliar, dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp 971,34 miliar.
Anjloknya laba dipengaruhi beban keuangan naik lebih dari 3 kali lipat menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp 459,62 miliar.
Utang bank jangka panjang membengkak dari Rp 4,87 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp 20,38 triliun pada akhir Juni 2019. Sementara utang obligasi naik jadi Rp7,06 triliun dari sebelumnya 2,99 triliun. Alhasil total liabilitas dari Semen Indonesia menembus Rp 45,06 triliun, naik 144,65% hanya dalam waktu 6 bulan.
Tingginya beban keuangan tersebut, tidak sejalan dengan peningkatan pendapatan. Laba kotor SMGR mencapai Rp 4,66 triliun, hanya naik 22% dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Sementara itu, beban penjualan naik 7,15% menjadi Rp 1,33 triliun.
Hal tersebut tak terlepas dari turunnya penjualan Semen Indonesia semester I-2019 menjadi 13,78 juta ton dari setahun sebelumnya 14,77 juta ton. Namun karena penjualan SBI telah dikonsolidasikan pada tahun ini maka total Semen Indonesia mencapai 17,53 juta ton.
Di sisi lain, persaingan dengan produsen semen asing, terutama dari China juga berpengaruh terhadap penjualan Semen Indonesia. Apalagi, semen asal China berani menjual jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga pasaran.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dru) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%
Most Popular