Ada 'Thomas Lembong Effect', IHSG Melejit 1,24%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 July 2019 16:48
Thomas Lembong Effect
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, ‘Thomas Lembong effect’ sukses membuat pelaku pasar saham tanah air melakukan aksi beli dengan intensitas yang besar. Pada hari ini, Thomas Lembong selaku Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) beserta dengan koleganya mengumumkan angka realisasi investasi. Realisasi investasi yang dimaksud di sini bukanlah investasi di pasar modal, melainkan investasi riil.

Pada tiga bulan kedua tahun ini, BKPM mencatat bahwa realisasi penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) terctatat tumbuh sebesar 9,61% secara tahunan (year-on-year/YoY), menandai pertumbuhan pertama dalam lima kuartal. Dalam empat kuartal sebelumnya, realisasi PMA selalu jatuh secara tahunan.

 
Bagi Indonesia, memang yang terpenting itu adalah PMA dan bukan penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau domestic direct investment (DDI). Pasalnya, dari total penanaman modal di tanah air, lebih dari 50% disumbang oleh PMA. Karena nilainya lebih besar, tentu pertumbuhan PMA yang signifikan akan lebih terasa bagi perekonomian ketimbang pertumbuhan PMDN.

Jika mundur lebih jauh, pertumbuhan PMA di era Jokowi sangatlah mengecewakan. Pada tahun 2014, PMA tercatat tumbuh 13,54% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013. Pada tahun 2015, pertumbuhannya sempat naik menjadi 19,22%.

Dalam dua tahun berikutnya (2016-2017), PMA hanya tumbuh di kisaran satu digit. Pada tahun 2018, PMA bahkan tercatat ambruk hingga 8,8%. Untuk periode kuartal I-2019, PMA kembali jatuh yakni sebesar 0,92% secara tahunan, jauh memburuk dibandingkan capaian periode kuartal I-2018 yakni pertumbuhan sebesar 12,27%.

Lantas, bangkitnya realisasi PMA pada kuartal II-2019 jelas menjadi kabar baik bagi Indonesia.

Pada tiga bulan kedua tahun ini, realisasi PMDN tercatat senilai Rp 95,6 triliun, naik 18,61% YoY. Sementara itu, realisasi PMA tercatat senilai Rp 104,9 triliun atau naik 9,61% YoY, seperti yang sudah disebutkan di atas.

Jika ditotal, realisasi investasi (PMDN dan PMA) pada kuartal II-2019 adalah senilai Rp 200,5 triliun atau tumbuh 13,7% jika dibandingkan capaian pada kuartal II-2018 yang senilai Rp 176,3 triliun.

Lembong menyebut bahwa prospek realisasi investasi kedepannya sangatlah positif, berbeda dengan tahun lalu.

“Tapi khusus indonesia saya optimis tren sekarang ini lagi positif dan prospek ke depan sangat positif. Jadi 180 derajat kontras dengan tahun lalu yg sangat sulit, (pertumbuhan) investasi melambat (menjadi) single digit,” kata Lembong di Gedung BKPM, Selasa (30/7/2019).

Lembong pun dengan optimistis mengatakan bahwa PMDN dan PMA akan membukukan pertumbuhan hingga dua digit pada tahun 2019.

“PMA minus 9% (tahun lalu), tahun ini kembali pulih pertumbuhannya positif dan saya pertahankan prediksi di 2019 full year PMA dan PMDN akan kembali ke tingkat pertumbuhan double digit.”

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular