Semester I-2019 Laba Tumbuh 21%, Saham PWON Melesat 5,22%
29 July 2019 17:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari ini (29/7/2019), harga saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) ditutup melesat 5,22% ke level Rp 705/unit saham dan menjadikan perusahaan masuk dalam daftar top gainers.
Selain itu, sepanjang hari, emiten pengembang properti PWON membukukan total nilai transaksi sebesar Rp 52,87 miliar dengan jumlah volume perdagangan mencapai 76 juta unit. Padahal rata-rata harian volume perdagangan perusahaan hanya di level 37,04 juta unit.
Pelaku pasar aktif memburu saham PWON setelah perusahaan berhasil menorehkan kinerja keuangan yang cemerlang, di tengah-tengah lesunya pasar properti.
Sepanjang semester I-2019, laba bersih perusahaan mampu melesat hingga 20,89% secara tahunan (year-on-year/YoY), meskipun total pemasukan perusahaan hanya tumbuh kurang dari 5% YoY.
Hingga akhir Juni 2019, PWON berhasil mengantongi keuntungan sebesar Rp 1,37 triliun, dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,13 triliun.
Padahal, total pemasukan emiten properti miliki Keluarga Tedja ini, hanya mencatatkan kenaikan 3,79% secara tahunan menjadi Rp 3,5 triliun, dari Rp 3,38 triliun pada semester I-2018.
Jika dirinci, kontribusi paling besar masih berasal dari penjualan kondominium dan kantor yang mencapai Rp 1,49 triliun, disusul oleh pemasukan sewa dan pemeliharaan (Rp 1,2 triliun), serta lainnya (Rp 351,83 miliar).
Lebih lanjut, pelumas yang membantu mendongkrak kinerja bottom line (laba bersih) PWON adalah pos pendapatan keuangan, keuntungan atas selisih mata uang asing, dan keuntungan atas instrumen keuangan derivatif.
Per akhir Juni 2019, pendapatan keuangan perusahaan melesat 54,64% secara tahunan menjadi RP 144,88 miliar, dimana mayoritas atau 98,06% berasal dari bunga yang didapat dari deposito berjangka.
Kemudian, PWON yang pada semester pertama tahun lalu membukukan kerugian selisih mata uang senilai Rp 172,87 miliar, kali ini berbalik arah dengan mencatatkan keuntungan atas selisih mata uang sebesar Rp 76,45 miliar.
Selain itu, laba bersih perusahaan melesat juga didukung oleh tercatatnya keuntungan atas instrumen keuangan derivatif sebesar Rp 8,34 miliar. Keuntungan tersebut berasal dari langkah refinancing (pembiayaan kembali) atas salah satu surat utang perusahaan yang jatuh tempo 2 Juli 2019 dengan nilai pokok US$ 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Sebagai informasi, pada periode yang sama tahun lalu, PWON membukukan kerugian atas instrumen keuangan derivatif sebesar Rp 8,35 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps)
Selain itu, sepanjang hari, emiten pengembang properti PWON membukukan total nilai transaksi sebesar Rp 52,87 miliar dengan jumlah volume perdagangan mencapai 76 juta unit. Padahal rata-rata harian volume perdagangan perusahaan hanya di level 37,04 juta unit.
Pelaku pasar aktif memburu saham PWON setelah perusahaan berhasil menorehkan kinerja keuangan yang cemerlang, di tengah-tengah lesunya pasar properti.
Sepanjang semester I-2019, laba bersih perusahaan mampu melesat hingga 20,89% secara tahunan (year-on-year/YoY), meskipun total pemasukan perusahaan hanya tumbuh kurang dari 5% YoY.
Hingga akhir Juni 2019, PWON berhasil mengantongi keuntungan sebesar Rp 1,37 triliun, dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,13 triliun.
Padahal, total pemasukan emiten properti miliki Keluarga Tedja ini, hanya mencatatkan kenaikan 3,79% secara tahunan menjadi Rp 3,5 triliun, dari Rp 3,38 triliun pada semester I-2018.
Jika dirinci, kontribusi paling besar masih berasal dari penjualan kondominium dan kantor yang mencapai Rp 1,49 triliun, disusul oleh pemasukan sewa dan pemeliharaan (Rp 1,2 triliun), serta lainnya (Rp 351,83 miliar).
Lebih lanjut, pelumas yang membantu mendongkrak kinerja bottom line (laba bersih) PWON adalah pos pendapatan keuangan, keuntungan atas selisih mata uang asing, dan keuntungan atas instrumen keuangan derivatif.
Per akhir Juni 2019, pendapatan keuangan perusahaan melesat 54,64% secara tahunan menjadi RP 144,88 miliar, dimana mayoritas atau 98,06% berasal dari bunga yang didapat dari deposito berjangka.
Kemudian, PWON yang pada semester pertama tahun lalu membukukan kerugian selisih mata uang senilai Rp 172,87 miliar, kali ini berbalik arah dengan mencatatkan keuntungan atas selisih mata uang sebesar Rp 76,45 miliar.
Selain itu, laba bersih perusahaan melesat juga didukung oleh tercatatnya keuntungan atas instrumen keuangan derivatif sebesar Rp 8,34 miliar. Keuntungan tersebut berasal dari langkah refinancing (pembiayaan kembali) atas salah satu surat utang perusahaan yang jatuh tempo 2 Juli 2019 dengan nilai pokok US$ 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Sebagai informasi, pada periode yang sama tahun lalu, PWON membukukan kerugian atas instrumen keuangan derivatif sebesar Rp 8,35 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Tunjungan Plaza Terbakar, Begini Respons Direksi Pakuwon
(dwa/hps)