
Ada Invisible Hand Tahan Rupiah Tak Sentuh Rp 14.000/US$
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
27 July 2019 09:29

Mata Uang Garuda boleh keok pekan ini, tapi perlu dicermati nilai tukarnya terhadap dolar AS masih dapat bertahan di bawah level psikologis Rp 14.000. Capaian yang dapat diacungi jempol.
Sikap dovish Bank Indonesia (BI) masih berperan untuk menjaga rupiah. Seperti yang diketahui pekan lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo akhirnya memangkas suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Perry bahkan membuka peluang untuk kembali memangkas suku bunga di masa yang akan datang.
"BI memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif, sejalan dengan rendahnya inflasi dan momentum mendorong pertumbuhan ekonomi. Kami sudah akomodatif dalam beberapa bulan terakhir dan tetap akomodatif ke depannya," papar Perry.
Pemangkasan suku bunga diharapkan dapat mengerek tingkat suku bunga kredit ke level yang lebih rendah, sehingga sektor rumah tangga dan dunia usaha dapat berekspansi.
Selain itu, perkembangan terbaru dari hubungan dagang AS dan China juga menjadi sentimen positif.
Perwakilan dagang Washington dan Beijing akhirnya memutuskan untuk bertemu pada 30-31 Juli di Shanghai, dimana berita ini telah dikonfirmasi oleh Menteri Perdagangan China, seperti dilansir Reuters.
Ini akan menjadi pertemuan tatap muka perdana setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China di KTT G20, Jepang, akhir Juni lalu.
Negeri Tiongkok sebelumnya juga dikabarkan telah memulai melakukan pemesanan atas produk pertanian asal AS.
"Beberapa perusahaan China bersedia untuk kembali terus membeli beberapa produk pertania AS, dan mereka telah menanyakan harga dari pemasok dan akan segera menandatangani kontrak komersial," ujar juru bicara kementerian perdagangan China Gao Feng, dilansir Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
Sikap dovish Bank Indonesia (BI) masih berperan untuk menjaga rupiah. Seperti yang diketahui pekan lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo akhirnya memangkas suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Perry bahkan membuka peluang untuk kembali memangkas suku bunga di masa yang akan datang.
Pemangkasan suku bunga diharapkan dapat mengerek tingkat suku bunga kredit ke level yang lebih rendah, sehingga sektor rumah tangga dan dunia usaha dapat berekspansi.
Selain itu, perkembangan terbaru dari hubungan dagang AS dan China juga menjadi sentimen positif.
Perwakilan dagang Washington dan Beijing akhirnya memutuskan untuk bertemu pada 30-31 Juli di Shanghai, dimana berita ini telah dikonfirmasi oleh Menteri Perdagangan China, seperti dilansir Reuters.
Ini akan menjadi pertemuan tatap muka perdana setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China di KTT G20, Jepang, akhir Juni lalu.
Negeri Tiongkok sebelumnya juga dikabarkan telah memulai melakukan pemesanan atas produk pertanian asal AS.
"Beberapa perusahaan China bersedia untuk kembali terus membeli beberapa produk pertania AS, dan mereka telah menanyakan harga dari pemasok dan akan segera menandatangani kontrak komersial," ujar juru bicara kementerian perdagangan China Gao Feng, dilansir Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
Pages
Most Popular