Analisis

Kena Aksi Ambil Untung, Rupiah Melemah Dulu Lah...

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 July 2019 12:43
Mata uang rupiah melemah pada perdagangan Senin akibat aksi profit taking setelah mencapai level terkuat 1 tahun pekan lalu
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (22/7/19) akibat aksi ambil untung atau profit taking setelah menguat hingga mencapai level terkuat satu tahun pada pekan lalu.

Aksi ambil untung adalah hal yang wajar setelah suatu instrumen mengalami penguatan yang signifikan. Apalagi melihat indeks dolar yang menguat tajam pada perdagangan Jumat (22/9/19).

Rupiah mencapai level terkuat satu tahun setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga sebesar pada Kamis (18/719) lalu.


Setelah muncul suara-suara agar suku bunga diturunkan dalam beberapa pekan terakhir, Gubernur BI, Perry Warjiyo, akhirnya memangkas 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Perry bahkan membuka peluang untuk kembali memangkas suku bunga di masa yang akan datang.

"BI memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif, sejalan dengan rendahnya inflasi dan momentum mendorong pertumbuhan ekonomi. Kami sudah akomodatif dalam beberapa bulan terakhir dan tetap akomodatif ke depannya," papar Perry

Pelonggaran moneter oleh Perry dilakukan karena BI memiliki ruang pelonggaran lebih besar terutama karena terjaganya inflasi. Ruang tersebut dimanfaatkan oleh BI untuk memacu perekonomian lebih kencang, sehingga berdampak positif bagi rupiah.

Di sisi lain, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga akan memangkas suku bunganya pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia), bahkan sempat muncul spekulasi Federal Funds Rate (FFR) akan dipangkas 50 bps menjadi 1,75%-2%.

Berbeda dengan BI, The Fed akan melakukan pelonggaran moneter akibat pelambatan ekonomi serta rendahnya inflasi, yang berarti bank sentral Negeri Adidaya ini mau tidak mau harus menurunkan suku bunga untuk menjaga ekspansi ekonominya agar berkelanjutan.



Kebijakan kedua bank sentral tersebut yang memicu penguatan rupiah pada pekan lalu, hingga diterpa aksi ambil untung hari ini. Pada pukul 12:20 WIB, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.965/US$ berdasarkan data investing.com.

Analisis Teknikal

Kena Aksi Ambil Untung, Rupiah Melemah Dulu <i>Lah...</i>Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Sumber: investing.com


Pada hari Jumat, Mata Uang Garuda sempat menguat ke target 13.890/US$, sebelum terpangkas kembali.

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR berada di kisaran rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan di bawah MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) masih di wilayah negatif, dengan histogram di wilayah negatif.

Melihat indikator tersebut, dalam jangka menengah rupiah masih berpeluang melanjutkan penguatan.

Kena Aksi Ambil Untung, Rupiah Melemah Dulu <i>Lah...</i>Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah) yang sudah berpotongan sehingga membuka peluang berlanjutnya pelemahan dalam jangka pendek.

Namun, sebelumnya rupiah bisa memangkas pelemahan melihat indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overboght).

Rupiah bergerak di kisaran resisten (tahanan atas) terdekat Rp 13.963, jika kembali turun dan tertahan di bawah level tersebut Mata Uang Garuda berpeluang memangkas pelemahan dan menuju level Rp 13.915.

Sebaliknya, jika berhasil menembus konsisten ke atas Rp 13.963, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan ke menuju level psikologis Rp 14.000/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular