
Harapan BI: Suku Bunga Acuan Turun, Ekspor Melesat
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
20 July 2019 15:26

Medan, CNBC Indonesia - Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Penurunan dilakukan karena inflasi yang stabil dan tekanan eksternal yang mereda.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, penurunan suku bunga ini dilakukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kinerja ekspor.
Menurutnya, meningkatkan ekspor penting untuk menjaga ekonomi domestik di tengah ketegangan dagang AS-China yang belum menemukan titik temu yang positif.
"Potong suku bunga, apa dampaknya ke ekspor impor? Ini buat biaya untuk borrowing dari perbankan lebih murah, lending perbankan menjadi lebih baik," ujar Dody saat pelatihan wartawan di Medan, Sabtu (20/7/2019).
"Permintaan kredit harus dijaga karena kalau lemah agak sulit ekspansi dari perbankan. Meyakinkan gambaran itu kegiatan ekspansi ekspor menjadi lebih baik," tambahnya.
Lanjut Dody, tidak mudah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh jika ekspor tidak digenjot. Namun, dengan penurunan suku bunga ini maka diharapkan ekspor bisa meningkat.
"Sehingga penting strategi apa yang dilakukan untuk mendorong eskpor dan komoditi apa yang jadi quick win. Poinnya kita punya saingan yang paling berat, kita punya kesamaan komoditas dengan Vietnam dan keunggulan daya saing," jelasnya.
Dody menekankan, penurunan suku bunga acuan tidak akan memberikan dampak negatif bagi neraca transaksi finansial dan modal serta tidak akan memicu arus modal keluar.
"Bank Sentral lainnya di dunia pun mengadaptasi kebijakan moneter yang melunak (dovish) untuk menangkal perlambatan perekonomian global," tegas dia.
Simak video BI turunkan suku bunga acuan 25 bps di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Segenap Alasan BI Tahan Lagi Suku Bunga Acuan di Level 3,5%
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, penurunan suku bunga ini dilakukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kinerja ekspor.
Menurutnya, meningkatkan ekspor penting untuk menjaga ekonomi domestik di tengah ketegangan dagang AS-China yang belum menemukan titik temu yang positif.
"Permintaan kredit harus dijaga karena kalau lemah agak sulit ekspansi dari perbankan. Meyakinkan gambaran itu kegiatan ekspansi ekspor menjadi lebih baik," tambahnya.
Lanjut Dody, tidak mudah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh jika ekspor tidak digenjot. Namun, dengan penurunan suku bunga ini maka diharapkan ekspor bisa meningkat.
"Sehingga penting strategi apa yang dilakukan untuk mendorong eskpor dan komoditi apa yang jadi quick win. Poinnya kita punya saingan yang paling berat, kita punya kesamaan komoditas dengan Vietnam dan keunggulan daya saing," jelasnya.
Dody menekankan, penurunan suku bunga acuan tidak akan memberikan dampak negatif bagi neraca transaksi finansial dan modal serta tidak akan memicu arus modal keluar.
"Bank Sentral lainnya di dunia pun mengadaptasi kebijakan moneter yang melunak (dovish) untuk menangkal perlambatan perekonomian global," tegas dia.
Simak video BI turunkan suku bunga acuan 25 bps di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Segenap Alasan BI Tahan Lagi Suku Bunga Acuan di Level 3,5%
Most Popular