Rupiah Berpeluang Menguat Hari Ini, Berkat BI Effect?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 July 2019 07:36
Tanda-tanda apresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).
Gedung Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). 

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF hari ini, Jumat (19/7/2019), dibandingkan jelang penutupan pasar spot hari sebelumnya, mengutip Refinitiv:

PeriodeKurs 18 Juli (15:55 WIB)Kurs 16 Juli (07:24 WIB)
1 PekanRp 13.968,5Rp 13.899,5
1 BulanRp 14.018,5Rp 14.029
2 BulanRp 14.074Rp 14.060
3 BulanRp 14.129Rp 14.118
6 BulanRp 14.301Rp 14.311
9 BulanRp 14.457,5Rp 14.395
1 TahunRp 14.615,5Rp 14.575
2 TahunRp 15.251,8Rp 15.257,1
 
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 18 Juli pukul 15:49 WIB: 

PeriodeKurs
1 BulanRp 13.995
3 BulanRp 14.060
 
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi 0,14% terhadap dolar AS. Penurunan suku bunga acuan berhasil menopang penguatan rupiah, yang sebelumnya melemah selama dua hari beruntun.


NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.  

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia. 

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah. 

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing. 

Kemarin, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Ini sesuai dengan ekspektasi pasar.

Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menilai sudah saatnya bank sentral berperan dalam mempercepat momentum pertumbuhan ekonomi. Tanpa penurunan suku bunga acuan, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional bakal berada di bawah 5,2%.


Penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate diharapkan mampu menular ke suku bunga kredit perbankan. Ketika suku bunga kredit sudah turun, maka rumah tangga dan dunia usaha punya ruang untuk berekspansi sehingga mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

Didorong oleh harapan pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik. Investor kemudian memberi apresiasi terhadap rupiah. Sepertinya apresiasi itu berlanjut hari ini, karena rupiah berpeluang kembali menguat.

Semoga kado dari BI masih terasa hari ini...


TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular