Penjualan Semen Indonesia Diproyeksi Melesat Pada Semester II

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
18 July 2019 20:09
Pada semester kedua biasanya pertumbuhan industri semen lebih tinggi, karena banyak proyek yang terealisasi.
Foto: Proses pengepakan semen (dok. Semen Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) optimistis penjualan bisa meningkat pesat pada semester II-2019, seiring dengan kenaikan permintaan terhadap industri semen nasional.

Direktur Pemasaran dan Supply Chain Adi Munandir mengatakan pada semester kedua biasanya pertumbuhan industri semen lebih tinggi, karena banyak proyek yang terealisasi.

Dia mengakui, tahun ini industri semen mengalami kondisi yang cukup unik karena pelemahan permintaan berkumpul di tempat dan waktu yang sama.

"Semester II biasanya memberikan concern yang lebih tinggi, karena banyak proyek yang akan dieksekusi sehingga permintaan tercermin pada saat itu," kata Adi belum lama ini.


Bahkan, 60% permintaan semen dalam satu tahun biasanya tercermin pada semester II. Untuk itu, SMGR akan melakukan berbagai strategi untuk mendongkrak kinerja setelah terjadi penurunan performa di kuartal I-2019.  

Selain peningkatan penjualan semen, semester II-2019 bisa lebih cerah karena perusahaan juga fokus untuk menurunkan biaya-biaya demi efisiensi perusahaan.

Apalagi Semen Indonesia juga memiliki keunggulan dari integrasi infrastruktur dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), untuk memperkuat jaringan penjualan dan distribusi.

Dari sisi kapasitas pun SMGR memiliki keunggulan, terutama setelah akusisi PT Holcim Indonesia yang kini berganti nama menjadi SBI.

"Kami memiliki tambahan 14 juta ton kapasitas yang diharapkan dapat mendongkrak pendapatan. Kami akan coba optimalkan kedua perusahaan dari angka tahun lalu," kata Adi.

Direktur Utama SMGR Hendi Prio Santoso mengatakan tahun ini kontribusi terbesar masih dari segmen semen retail sekitar 70-75%, sementara semen curah 25%.

Setengah dari pasar semen curah biasanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Dia mengharapkan setelah situasi pada kuartal I-2019, bisa terjadi pemulihan di berbagai sektor ekonomi terutama properti.

"Kita sudah kehilangan satu semester, karena ada ramadan, pemilu, memang sejak kuartal I itu lemah," kata Hendi.

Berdasarkan data penjualan semen Mei 2019, SMGR dan SBI mencatatkan penjualan semen mencapai 3,35 juta ton, meningkat 18,09% dari Mei 2018 sebesar 2,84 juta ton. Penjualan total Grup Semen Indonesia pada Mei tersebut juga naik dibandingkan April 2019 yakni 3,06 juta ton.

Saat ini SMGR juga sedang mempersiapkan merek dagang baru untuk produk semen yang diproduksi PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), menggantikan merek Holcim.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban keuangan, sehingga perusahaan tidak perlu lagi membayar royalty untuk merek dagang. Rencananya brand baru ini bisa mulai digunakan pada 2020.
Penjualan Semen Indonesia Diproyeksi Melesat Pada Semester IIFoto: Bongkar muat semen di pelabuhan Biringkassi, Pangkep, Sulawesi Selatan (dok. Semen Indonesia)

Bertumpu Pada Pembangunan dan Ekspor
Pembangunan Infrastruktur dan properti menjadi tumpuan bagi industri semen. Apalagi sektor infrastruktur menjadi fokus utama pemerintahan Joko Widodo.

Pada 2019, pembangunan jalan nasional diproyeksi mencapai 732 kilometer, sehingga total jalan nasional yang terbangun selama 2014-2019 diproyeksi mencapai 4.119 kilometer.

Pembangunan ini membutuhkan banyak pasokan semen dan seharusnya bisa mendongkrak permintaan terhadap industri semen ke depannya.
Pemerintah juga sudah membangun jalan tol sepanjang 782 kilometer dalam kurun 4 tahun terakhir, dengan target pembangunan sepanjang 1.070 kilometer pada akhir 2019.

Sementara itu total pembangunan jalan tol di masa pemerintahan Jokowi tercatat mencapai 1.852 kilometer. Pada 2015-2018, pemerintah telah membangun 164 unit jembatan gantung dan ditargetkan akan menjadi sebanyak 330 pada akhir 2019.

Di sektor properti pun pemerintah juga fokus membangun hunian dengan target pembangunan rumah 1.250.000 rumah. Pemerintah juga mendorong pembangunan hunian bagi ASN, TNI dan Polri yang bakal tercatat ke dalam capaian program Sejuta Rumah.

Pada 2020, pemerintah menargetkan membangun jalan tol sepanjang 600 km. Selain itu akan dibangun juga jalan non tol sepanjang 500 km. Rencana tersebut diharapkan bisa mendongkrak konsumsi industri semen nasional.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Farmasi (IKTF) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan penjualan semen nasional pada semester II-2019 akan melonjak, terutama karena terealisasinya pembangunan.

"Siklus komoditi semen akan melonjak pada saat musm kemarau, di mana pembangungan akan lebih banyak," kata Sigit kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/06/2019).

Di samping fokus pada penjualan semen ke pasar domestik, Kemenperin mengharapkan industri semen bisa meningkatkan ekspornya.

Sigit mengatakan industri semen nasional harus bisa merebut pasar ekspor dengan kapasitas 40 juta ton. Dengan begitu utilisasi industri semen pun bisa terdongkrak Kemenperin menargetkan pada 2019 ekspor semen dan klinker bisa mencapai 7 juta, naik 24% dibandingkan 2018 sebanyak 5,64 juta ton.

"Ekspor kami dorong untuk meningkatkan utilisasi dan merebut market share ekspor, kalau bisa ambil 10 juta sudah bagus," katanya.
Pada Januari-Mei 2019 total ekspor semen nasional mencapai 2,49 juta ton, naik 21,03% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Sementara SMGR dan SBI mencatatkan ekspor sebanyak 1,59 juta ton pada periode tersebut, naik 0,7% dibandingkan Januari-Mei 2018 sebanyak 1,57 juta ton.

Direktur Industri Bahan Galian Non Logam Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKTF) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Adi Rochmanto mengatakan setelah pemilu aktivitas industri manufaktur diproyeksikan kembali berjalan normal.

Dia pun optimisitis dalam jangka panjang industri semen bisa naik signifikan, seiring gencarnya proyek infrastruktur dan pembangunan properti.

Meski Kemenperin tidak menargetkan secara khusus utilisasi industri semen tahun ini, namun diproyeksikan akan lebih baik dari tahun lalu atau di atas 75%. Utilisasi ini memperhitungkan pasar domestik dan ekspor yang terus berkembang.

"Kami tidak menargetkan utilisasi secara khusus, tentu tidak dengan kondisi sekarang, tapi kami berharap membaiknya ekonomi kita pasca pemilu ini setidak tidaknya memberikan leverage bagi utilisasi kapasitas kita sekarang," kata Adi kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan masih ada harapan untuk industri semen tahun ini, apalagi industri semen juga bisa mengandalkan ekspor.


ASI mencatat ekspor meningkat tajam dari 2,8 juta ton pada 2017, menjadi 5,7 juta ton pada 2018. Jika penjualan semen tahun bisa tetap stabil, maka menurut dia pelaku industri pun sudah bisa lega.

Apalagi jika ekspor bisa mencapai target sebanyak 7 juta ton, maka menurut Widodo utilisasi industri semen bisa terjaga di kisaran 70-75%.

"Tahun ini mungkin kenaikan tidak sebagus tahun lalu karena anggaran infrastruktur tahun ini mungkin tidak naik. Tapi pembangunan infrastruktur tetap ada," kata Widodo

[Gambas:Video CNBC]


(dob/dob) Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular