Berkat Kekuatan Suku Bunga, Rupiah dan Won Kuasai Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 July 2019 13:15
Berkat Kekuatan Suku Bunga, Rupiah dan Won Kuasai Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Bersama won Korea Selatan, rupiah menjadi 'penguasa' Asia. 

Pada Kamis (18/7/2019) pukul 13:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.935. Rupiah menguat 0,29% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah sudah menguat 0,11%. Seiring perjalanan, rupiah semakin kuat meski dolar AS masih bertahan di kisaran Rp 13.900. 

Rupiah bukan hanya menguat, tetapi juga menjadi mata uang terkuat di Asia. Namun takhta tersebut harus dibagi bersama dengan won. 

Rupiah dan won punya kesamaan. Dua mata uang ini sama-sama ditopang oleh kebijakan moneter bank sentral. 

Sepertinya investor merespons positif keputusan Bank Sentral Korea Selatan (BoK) yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,5%. Langkah ini mengejutkan pasar, karena konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan penurunan suku bunga acuan baru terjadi bulan depan. 

Pelaku pasar memberi apresiasi karena pelonggaran kebijakan moneter bisa jadi merupakan obat yang mujarab untuk mengobati perlambatan ekonomi di Negeri Ginseng. Pada kuartal I-2019, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan adalah 1,7% year-on-year (YoY). Ini menjadi laju terlemah sejak kuartal III-2009. 

 

Apalagi saat ini Korea Selatan tengah terlibat friksi dagang dengan Jepang. Korea Selatan membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi lain untuk menutup lubang di sisi ekspor, dan itu bisa datang dari konsumsi rumah tangga.

Untuk mendorong konsumsi, penurunan suku bunga tentu bisa menjadi salah satu solusi.
 Harapan perbaikan ekonomi Korea Selatan membuat won perkasa.

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 13:05 WIB:
 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Bagaimana dengan rupiah? Siang ini pukul 14:00 WIB, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga acuan. Seperti di BoK, BI juga diperkirakan menurunkan suku bunga 25 bps ke 5,75%. 


Juga seperti di Korea Selatan, penurunan suku bunga juga diharapkan bisa menjadi 'juru selamat' bagi perekonomian nasional. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 melandai, tidak beda jauh dengan kuartal sebelumnya.

Padahal pada kuartal II ada Ramadan, Idul Fitri, dan Pemilu yang seharusnya mendongkrak konsumsi. Namun ternyata tidak mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. 

Penurunan suku bunga acuan akan merangsang rumah tangga dan dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Oleh karena itu, ada potensi pertumbuhan ekonomi bakal terakselerasi. 



Oleh karena itu, ekonomi Indonesia butuh suntikan energi baru. Diharapkan MH Thamrin bisa memberikannya.

Prospek pemulihan ekonomi membuat investor bergairah dan berkenan masuk ke pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, investor asing masih membukukan beli bersih Rp 34,82 miliar meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,02%. 



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular