Tegang Tunggu Bunga Acuan, Rupiah Kini Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 July 2019 10:25
Faktor Eksternal dan Domestik Kurang Oke
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dolar AS mendapat tenaga dari rilis data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam. Penjualan ritel pada Juni tumbuh 0,4% month-on-month (MoM), sama seperti laju pertumbuhan bulan sebelumnya. Namun angka ini lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 0,1%. 

Data ini menunjukkan ekonomi AS masih ekspansif. Oleh karena itu, muncul keraguan di benak pelaku pasar. Apakah dengan begitu Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) benar-benar akan memangkas suku bunga acuan secara agresif? 

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas Jerome 'Jay' Powell dan sejawat untuk menurunkan Fed Funds Rate sebanyak tiga kali hingga akhir 2019 masih lumayan tinggi, yaitu 36,4%. Namun angka tersebut turun dibandingkan kemarin yaitu 37,7%. 

Sedikit saja kebimbangan di pasar sudah menjadi energi buat dolar AS. Mata uang Negeri Adidaya memang tidak bisa diberi angin sedikit pun, karena bisa menguat meski hanya memiliki peluang yang tipis. 

Sementara dari dalam negeri, sepertinya investor harap-harap cemas menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) esok hari. Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, 12 dari 14 institusi memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan rekan menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Dua sisanya meramal suku bunga acuan dipertahankan di angka 6%. 


Jika BI benar-benar menurunkan suku bunga acuan, maka akan menjadi penurunan pertama sejak Agustus 2017. Sepanjang 2018, bunga acuan tidak pernah turun, yang ada malah naik enam kali. 

BI memperkirakan ekonomi kuartal II-2019 melandai, tumbuh tidak jauh berbeda dengan kuartal sebelumnya. Oleh karena itu, investor menantikan kehadiran stimulus baru untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yaitu penurunan suku bunga acuan. 

Pasar menunggu sikap BI, apakah masih sekadar menjadi 'penjaga' stabilitas atau sudah berubah menjadi agen pendorong pertumbuhan ekonomi. Penantian ini membuat investor cenderung bermain aman sehingga rupiah jadi yang terlemah di Asia.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular