
Kemarin Seri, Yen Kembali Ungguli Dolar AS Hari Ini
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 July 2019 10:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yen Jepang harus berakhir stagnan alias seri melawan dolar Amerika Serikat (AS) kemarin. Namun hari ini, dolar AS kembali loyo di hadapan mata uang Negeri Matahari Terbit.
Pada Jumat (12/7/2019) pukul 08:44 WIB, yen diperdagangkan di JPY 108,37/US$ atau menguat 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada perdagangan kemarin, yen berakhir di JPY 108,48/US$, padahal sebelumnya sempat menguat ke JPY 107,85/US$.
Data inflasi AS yang lebih tinggi dari prediksi membuat pelaku pasar kembali ragu apakah Bank Sentral AS (Federal Reserves/The Fed) akan memangkas suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) secara agresif di tahun ini. Data tersebut dirilis hanya berselang sehari setelah bos The Fed Jerome Powell memberikan paparan kebijakan moneter di hadapan Komite Jasa Finansial Kongres AS.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi yang dilihat dari Indeks Harga Produsen (Consumer Price Index/CPI) di bulan Juni tumbuh 0,1% month-on-month (MoM) , dan inflasi inti (yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi) tumbuh 0,3% MoM. Lebih tinggi dari prediksi di Reuters sebesar yaitu 0% untuk inflasi dan 0,2% untuk inflasi inti.
Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year inflasi dan inflasi inti masing-masing tumbuh 1,6% dan 2,1%. Inflasi merupakan salah satu acuan The Fed dalam menetapkan suku bunga, sehingga inflasi yang tumbuh lebih tinggi dari prediksi akan menjadi bahan pertimbangan apakah suku bunga akan dipangkas agresif atau tidak.
Namun, satu data bagus bukan berarti proyeksi sepanjang tahun ini bisa langsung berubah. The Fed sudah menurunkan proyeksi inflasi 2019 menjadi 1,5%, atau mengalami revisi dari proyeksi yang diberikan pada bulan Maret lalu sebesar 1,8%.
Sebagai informasi The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2% dan acuannya adalah inflasi berdasarkan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) price index. Inflasi PCE di bulan May tumbuh sebesar 1,6% year-on-year, dan data terbaru akan dirilis pada 30 Juli nanti.
Data inflasi versi CPI yang dirilis Kamis kemarin bisa memberikan gambaran inflasi PCE nantinya, sehingga memberikan dampak yang cukup besar juga bagi pergerakan dolar AS. Namun efeknya terlihat tidak lama, sekali lagi satu data bagus bukan berarti merubah proyeksi inflasi sepanjang tahun ini yang masih lemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pelan Tapi Pasti, Dolar AS Pukul Mundur Yen
Pada Jumat (12/7/2019) pukul 08:44 WIB, yen diperdagangkan di JPY 108,37/US$ atau menguat 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada perdagangan kemarin, yen berakhir di JPY 108,48/US$, padahal sebelumnya sempat menguat ke JPY 107,85/US$.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi yang dilihat dari Indeks Harga Produsen (Consumer Price Index/CPI) di bulan Juni tumbuh 0,1% month-on-month (MoM) , dan inflasi inti (yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi) tumbuh 0,3% MoM. Lebih tinggi dari prediksi di Reuters sebesar yaitu 0% untuk inflasi dan 0,2% untuk inflasi inti.
Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year inflasi dan inflasi inti masing-masing tumbuh 1,6% dan 2,1%. Inflasi merupakan salah satu acuan The Fed dalam menetapkan suku bunga, sehingga inflasi yang tumbuh lebih tinggi dari prediksi akan menjadi bahan pertimbangan apakah suku bunga akan dipangkas agresif atau tidak.
Namun, satu data bagus bukan berarti proyeksi sepanjang tahun ini bisa langsung berubah. The Fed sudah menurunkan proyeksi inflasi 2019 menjadi 1,5%, atau mengalami revisi dari proyeksi yang diberikan pada bulan Maret lalu sebesar 1,8%.
Sebagai informasi The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2% dan acuannya adalah inflasi berdasarkan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) price index. Inflasi PCE di bulan May tumbuh sebesar 1,6% year-on-year, dan data terbaru akan dirilis pada 30 Juli nanti.
Data inflasi versi CPI yang dirilis Kamis kemarin bisa memberikan gambaran inflasi PCE nantinya, sehingga memberikan dampak yang cukup besar juga bagi pergerakan dolar AS. Namun efeknya terlihat tidak lama, sekali lagi satu data bagus bukan berarti merubah proyeksi inflasi sepanjang tahun ini yang masih lemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pelan Tapi Pasti, Dolar AS Pukul Mundur Yen
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular