Tiga Hari 'Puasa', Hari Ini Rupiah Terbaik Kedua di Asia!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 July 2019 08:40
Testimoni Powell Buat Dolar AS Makin Keok
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Selain itu, ‘tamparan’ bagi dolar AS datang dari testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell di hadapan House Financial Services Committee terkait laporan kebijakan moneter semi tahunan.

Dalam testimoninya, sang The Fed-1 memberikan bumbu-bumbu sedap yang membuat pelaku pasar kian yakin bahwa tingkat suku bunga acuan akan segera dipangkas.

Dalam testimoninya, Powell menyebut bahwa investasi dari pelaku usaha di sana telah menunjukkan perlambatan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir seiring dengan ketidakpastian yang menyelimuti prospek perekonomian.

“Banyak anggota FOMC sebelumnya melihat bahwa urgensi untuk mengadopsi kebijakan moneter yang lebih akomodatif telah meningkat. Sejak saat itu, berdasarkan data yang dirilis dan berbagai perkembangan lainnya, nampak bahwa ketidakpastian terkait perang dagang dan kekhawatiran mengenai laju perekonomian dunia telah terus membebani prospek perekonomian AS.”

Sebelumnya, terdapat kekhawatiran yang besar bahwa The Fed tak akan terlalu dovish di masa depan lantaran pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam tengah berada dalam kondisi yang oke.

Pada hari Jumat (5/7/2019), angka penciptaan lapangan kerja AS (sektor non-pertanian) periode Juni 2019 diumumkan sebanyak 224.000, jauh di atas ekspektasi yang sebanyak 162.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian tersebut juga jauh mengalahkan capaian pada bulan Mei yang sebanyak 72.000 saja.

Kini, pelaku pasar begitu yakin bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipangkas dalam pertemuan The Fed di akhir bulan. Bahkan, cukup banyak pihak yang meyakini bahwa pemangkasannya bukan hanya 25 bps, namun mencapai 50 bps.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 10 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 28,7%, melonjak dari posisi sehari sebelumnya yang sebesar 3,3%. Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas sebesar 25 bps turun menjadi 71,4%, dari 96,7% sehari sebelumnya.

Kala tingkat suku bunga acuan di AS dipangkas, apalagi dengan besaran hingga 50 bps, imbal hasil instrumen berpendapatan tetap di sana seperti deposito dan obligasi juga akan turun. Akibatnya, daya tariknya berkurang sehingga berpotensi membuat dolar AS dilego (untuk dibelikan instrumen berpendapatan tetap di negara-negara lain).

Guna mengantisipasi hal tersebut, aksi jual atas dolar AS sudah dilakukan oleh pelaku pasar keuangan dunia sedari saat ini juga. Rupiah pun berhasil memanfaatkan momentum ini dengan baik.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular