Pasar Masih Hati-hati, Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 July 2019 08:31
Data Tenaga Kerja Variatif, Investor Pilih Hati-hati
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia)
Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,32% terhadap dolar AS. Mungkin saja investor menilai apresiasi rupiah sudah lumayan tajam, apalagi pada akhir pekan dolar AS sampai bisa dilengserkan ke bawah Rp 14.100. 

Oleh karena itu, rupiah akan selalu dibayangi oleh risiko ambil untung. Mungkin itu terjadi hari ini, tekanan jual melanda rupiah sehingga nilainya melemah. 


Selain itu, investor juga sedang hati-hati mencerna data ketenagakerjaan AS yang dirilis akhir pekan lalu. Data tersebut menunjukkan hasil yang bervariasi alias mixed bag

Di satu sisi, penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam melonjak tajam menjadi 224.000 ribu pada Juni. Jauh melampaui bulan sebelumnya yang direvisi menjadi 72.000 dan konsensus pasar yaitu 160.000. Angka 224.000 menjadi yang tertinggi sejak Januari. 

 

Namun di sisi lain, angka pengangguran AS malah naik dari 3,6% pada Mei menjadi 3,7% pada Juni. Ini di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan angka pengangguran bertahan di 3,6%. 

Oleh karena itu, muncul sedikit (sedikit saja, tidak usah banyak-banyak) keraguan bahwa Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed akan menurunkan suku bunga acuan pada rapat 31 Juli mendatang. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25% saat ini adalah 93,1%. Turun dari kemarin yang mencapai 94,6%. 

Jadi tampaknya investor memilih untuk menunggu petunjuk selanjutnya seputar arah kebijakan moneter Negeri Adidaya sebelum menentukan pilihan. Sikap hati-hati seperti ini membuat instrumen berisiko di negara-negara berkembang kekurangan peminat, sehingga wajar mata uang Asia melemah berjamaah.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular