Pasar Masih Hati-hati, Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 July 2019 08:31
Pasar Masih Hati-hati, Rupiah Terlemah Kedua di Asia
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah senasib dengan mata uang utama Asia lainnya yang juga kesulitan meladeni dolar AS. 

Pada Senin (8/7/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.110 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Seiring perjalanan, depresiasi rupiah tambah dalam. Pada pukul 08:07 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.120 di mana rupiah melemah 0,28%. 


Pagi ini, mayoritas mata uang utama Asia juga melemah di hadapan greenback. Namun dengan depresiasi 0,28%, rupiah menjadi mata uang terlemah kedua di Benua Kuning. Hanya lebih baik ketimbang yuan China. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:09 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,32% terhadap dolar AS. Mungkin saja investor menilai apresiasi rupiah sudah lumayan tajam, apalagi pada akhir pekan dolar AS sampai bisa dilengserkan ke bawah Rp 14.100. 

Oleh karena itu, rupiah akan selalu dibayangi oleh risiko ambil untung. Mungkin itu terjadi hari ini, tekanan jual melanda rupiah sehingga nilainya melemah. 


Selain itu, investor juga sedang hati-hati mencerna data ketenagakerjaan AS yang dirilis akhir pekan lalu. Data tersebut menunjukkan hasil yang bervariasi alias mixed bag

Di satu sisi, penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam melonjak tajam menjadi 224.000 ribu pada Juni. Jauh melampaui bulan sebelumnya yang direvisi menjadi 72.000 dan konsensus pasar yaitu 160.000. Angka 224.000 menjadi yang tertinggi sejak Januari. 

 

Namun di sisi lain, angka pengangguran AS malah naik dari 3,6% pada Mei menjadi 3,7% pada Juni. Ini di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan angka pengangguran bertahan di 3,6%. 

Oleh karena itu, muncul sedikit (sedikit saja, tidak usah banyak-banyak) keraguan bahwa Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed akan menurunkan suku bunga acuan pada rapat 31 Juli mendatang. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25% saat ini adalah 93,1%. Turun dari kemarin yang mencapai 94,6%. 

Jadi tampaknya investor memilih untuk menunggu petunjuk selanjutnya seputar arah kebijakan moneter Negeri Adidaya sebelum menentukan pilihan. Sikap hati-hati seperti ini membuat instrumen berisiko di negara-negara berkembang kekurangan peminat, sehingga wajar mata uang Asia melemah berjamaah.  


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular