Dolar AS Sempurna, Semua Mata Uang Asia Jadi Korbannya!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 July 2019 12:26
Dolar AS Sempurna, Semua Mata Uang Asia Jadi Korbannya!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot. Apa mau dikata, memang tidak ada mata uang Asia yang bisa menguat terhadap dolar AS... 

Pada Jumat (5/7/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.143. Rupiah melemah 0,06% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan saja di Rp 14.135/US$. Selepas itu, rupiah cenderung melemah tetapi tipis-tipis saja. Gerak rupiah kurang dinamis hingga tengah hari ini. 



Namun kalau melihat mata uang Asia lainnya, wajar kalau rupiah melemah. Memang tidak ada mata uang utama Benua Kuning yang bisa menguat terhadap dolar AS. Bahkan yen Jepang pun melemah. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 12:13 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Hari ini investor begitu menantikan rilis data ketenagakerjaan AS yang keluar pukul 19:30 WIB. Pada Juni, ADP memperkirakan penciptaan lapangan kerja di Negeri Adidaya adalah 102.000. Sementara konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan di angka 140.000. 

Proyeksi ADP dan konsensus Reuters menunjukkan penciptaan lapangan kerja di AS membaik ketimbang bulan sebelumnya yang hanya 75.000. Angka 75.000 adalah yang terendah sejak Februari. 

Sedangkan ADP dan konsensus Reuters sama-sama memperkirakan angka pengangguran AS  bertahan di 3,6%. Jika kejadian, maka angka pengangguran tidak berubah dalam tiga bulan terakhir. 



Data ini sangat penting karena bisa menentukan arah suku bunga acuan AS. Selain inflasi (yang diukur dengan core personal consumption expenditure), Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed juga menggunakan data ketenagakerjaan untuk menentukan arah kebijakan moneter. 

Apabila ada perbaikan di pasar tenaga kerja, maka Jerome 'Jay' Powell dan kolega bisa saja tidak begitu dovish karena melihat ekonomi AS masih menujukkan ekspansi. Sementara kalau ada tanda-tanda permasalahan di pasar tenaga kerja, maka boleh jadi The Fed akan semakin mantap untuk menurunkan suku bunga acuan karena ekonomi AS butuh 'suntikan adrenalin'. 

Arah kebijakan suku bunga The Fed akan sangat menentukan nasib dolar AS (dan mata uang dunia). Jadi selagi menunggu data ini, investor memilih menunggu dan ogah mengambil risiko. Akibatnya mata uang Asia pun cenderung melemah karena kurangnya minat investor terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular