Jadi Emiten ke-21, Saham Bima Sakti Langsung Auto Reject!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
05 July 2019 10:40
PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) resmi mencatatkan saham perdana atau listing.
Foto: IPO PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG), di BEI, 5 Juli 2019/Syahrizal Sidik/CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang bergerak di bisnis properti, PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) resmi mencatatkan saham perdana atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ini, 5 Juli 2019. 

Saat debut perdana, saham Bima Sakti menguat 70% ke level Rp 170/saham. Alhasil, saham PAMG menyentuh level batas atas alias auto rejection atas ARA).

Auto rejection adalah batas maksimum dan minimum untuk kenaikan dan penurunan harga suatu saham sehari di BEI. Ketentuannya, 35% bagi saham dengan rentang harga Rp 50-Rp 200, sebesar 25% bagi saham dengan rentang Rp 200-Rp 5.000, dan 20% bagi saham dengan rentang harga di atas Rp5.000. Untuk listing, kenaikan maksimal dua kali lipatnya dari hari perdagangan biasa.

Bima Sakti merupakan pengelola mal Pekabaru menjadi perusahaan tercatat ke-21 pada tahun ini dengan melepas 20% saham ke publik, setara 625 juta saham dengan harga penawaran Rp 100/saham.

Dengan demikian, dari gelaran IPO ini, perseroan meraup dana segar Rp 62,5 miliar.

"Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, untuk belanja modal dan modal kerja operasional perseroan," kata Direktur Utama Bima Sakti Pertiwi Christopher Sumasto Tjia, di BEI, Jakarta, Jumat (5/7/2019).


Listing Perdana, Saham Emiten Properti Ini Naik 70% Foto: IPO PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG), di BEI, 5 Juli 2019/Syahrizal Sidik/CNBC Indonesia

Secara rinci, dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) akan digunakan 88% untuk belanja modal dengan rincian sebesar 66% untuk penambahan serta perbaikan fasilitas gedung.

Sisa dana IPO untuk membeli tanah yang berlokasi di Pekanbaru seluas 1.200 meter persegi (m2) untuk pengembangan usaha perseroan.



Saat ini perseroan memiliki aset berupa tanah kosong atau land bank seluas 8.000 m2, land bank tersebut akan dipakai untuk membangun apartemen pada 2023 yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan. Tidak hanya itu, perseroan juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Cinemaxx untuk membuka lima studio bioskop.

Selain mengelola mal di Pekanbaru, Bima Sakti juga bergerak di bidang usaha real estate melalui penyewaan ruang usaha dan pengelolaan gedung.

Dari sisi kinerja keuangan, tahun lalu pendapatan perseroan mencapai Rp 75,2 miliar yang dikontribusikan dari penyewaan ruang usaha sebesar Rp 34,6 miliar dan pengelolaan gedung Rp 40,6 miliar.

Adapun, laba usaha dan laba bersih Bima Sakti tercatat masing-masing sebesar Rp 342 miliar dan Rp 319 miliar. Kontribusi terbesar dari laba usaha dan laba bersih terutama dikarenakan penghasilan dari perubahan nilai wajar properti investasi.

Perseroan menunjuk PT Danatama Makmur sebagai penjamin pelaksana emisi efek.


(tas) Next Article BEI Sebut Nilai IPO di 2020 Sudah Rp 3,82 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular