
Data Ekonomi Memble, Indeks Shanghai Jatuh 3 Hari Beruntun!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 July 2019 08:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah tipis 0,02% pada perdagangan hari ini, Jumat (5/7/2019) ke level 3.004,74, sementara indeks Hang Seng turun 0,04% ke level 28.785,53.
Jika koreksi indeks Shanghai bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi koreksi yang ketiga secara beruntun.
Rilis data ekonomi China yang mengecewakan sukses memantik aksi jual di bursa saham China dan Hong Kong.
Belum lama ini, Services PMI China periode Juni 2019 versi Caixin diumumkan di level 52, lebih rendah ketimbang konsensus yang sebesar 52,6, seperti dilansir dari Trading Economics. Capaian pada bulan Juni juga lebih rendah ketimbang bulan Mei yang sebesar 52,7.
Kemudian, Composite PMI China periode Juni 2019 versi Caixin diumumkan di level 50,6, lebih rendah ketimbang capaian bulan Mei yang sebesar 51,5, seperti dilansir dari Trading Economics.
Berbicara mengenai aktivitas manufaktur di Negeri Panda, hasilnya lebih parah lagi. Dalam 6 bulan pertama tahun 2019, tercatat aktivitas manufaktur membukukan kontraksi sebanyak empat kali yakni pada bulan Januari, Februari, Mei, dan Juni.
Hal ini terlihat dari angka Manufacturing PMI versi resmi pemerintahnya pada bulan-bulan tersebut yang berada di bawah 50, menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Perang dagang dengan AS terbukti sudah sangat menyakiti perekonomian China sehingga aksi jual terus-menerus dilakukan di pasar saham.
Pada pukul 15:30 WIB, data cadangan devisa Hong Kong periode Juni 2019 akan dirilis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%
Jika koreksi indeks Shanghai bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi koreksi yang ketiga secara beruntun.
Rilis data ekonomi China yang mengecewakan sukses memantik aksi jual di bursa saham China dan Hong Kong.
Kemudian, Composite PMI China periode Juni 2019 versi Caixin diumumkan di level 50,6, lebih rendah ketimbang capaian bulan Mei yang sebesar 51,5, seperti dilansir dari Trading Economics.
Berbicara mengenai aktivitas manufaktur di Negeri Panda, hasilnya lebih parah lagi. Dalam 6 bulan pertama tahun 2019, tercatat aktivitas manufaktur membukukan kontraksi sebanyak empat kali yakni pada bulan Januari, Februari, Mei, dan Juni.
Hal ini terlihat dari angka Manufacturing PMI versi resmi pemerintahnya pada bulan-bulan tersebut yang berada di bawah 50, menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Perang dagang dengan AS terbukti sudah sangat menyakiti perekonomian China sehingga aksi jual terus-menerus dilakukan di pasar saham.
Pada pukul 15:30 WIB, data cadangan devisa Hong Kong periode Juni 2019 akan dirilis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular