
Demi Infrastruktur Jokowi, Surat Utang BUMN Karya Rp 27 T
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 July 2019 13:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Terpilihnya kembali petahana, Joko Widowo (Jokowi), sebagai Presiden Indonesia periode 2019-2024 menandakan proyek infrastruktur masih akan berlanjut lima tahun ke depan. Alhasil, besar kemungkinan order book emiten karya milik pemerintah akan bertambah.
Lebih lanjut, untuk mendanai proyek-proyek konstruksi mendatang BUMN karya harus siap-siap mengajukan proposal pinjaman utang ke bank atau dengan menerbitkan obligasi, termasuk medium term notes (MTN).
Melansir data obligasi korporasi dan MTN di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total obligasi yang dimiliki oleh emiten karya mencapai Rp 26,66 triliun, dengan batas jatuh tempo ada yang sampai Juni 2027.
Sebagai informasi, nilai tersebut didapat dari menjumlahkan obligasi dan MTN milik 6 emiten karya BUMN, diantaranya PT Adhi karya Tbk (ADHI), PT Hutama Karya, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Berdasarkan tabel di atas WSKT menjadi emiten karya dengan perolehan obligasi outstanding paling besar mencapai Rp 10,23 triliun. Dari nilai tersebut, hanya Rp 747 miliar (7,3%) yang akan jatuh tempo sebelum Juni 2020.
Patut diingat, nilai obligasi yang tercatat di atas di luar dari biaya bunga atau kupon yang harus dibayarkan masing-masing emiten kepada pemilik obligasi.
Lebih lanjut, meskipun WSKT mencatat nilai obligasi paling besar, namun jika dilihat proporsinya terhadap total utang, hanya sebesar 10,3%. Alhasil bisa disimpulkan bahwa obligasi bukan opsi utama yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktifitas bisnisnya.
Berdasar laporan keuangan perusahaan kuartal I-2019, utang bank sekitar Rp 45 triliun, disusul dengan utang usaha sekitar Rp 14 triliun.
Di lain pihak, berbeda dengan WSKT, ADHI sepertinya lebih memilih menerbitkan obligasi untuk memperoleh dana segar.
Pasalnya, meski total obligasi outstanding perusahaan hanya Rp 5,2 triliun, tapi porsinya mencapai 22,38% dari total kewajiban. Sekitar 10% atau setara Rp 500 miliar akan jatuh tempo kurang dari setahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Bangun Proyek Jokowi, Utang 4 BUMN Karya Tembus Rp 218,88 T
Lebih lanjut, untuk mendanai proyek-proyek konstruksi mendatang BUMN karya harus siap-siap mengajukan proposal pinjaman utang ke bank atau dengan menerbitkan obligasi, termasuk medium term notes (MTN).
Melansir data obligasi korporasi dan MTN di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total obligasi yang dimiliki oleh emiten karya mencapai Rp 26,66 triliun, dengan batas jatuh tempo ada yang sampai Juni 2027.
Berdasarkan tabel di atas WSKT menjadi emiten karya dengan perolehan obligasi outstanding paling besar mencapai Rp 10,23 triliun. Dari nilai tersebut, hanya Rp 747 miliar (7,3%) yang akan jatuh tempo sebelum Juni 2020.
Patut diingat, nilai obligasi yang tercatat di atas di luar dari biaya bunga atau kupon yang harus dibayarkan masing-masing emiten kepada pemilik obligasi.
Lebih lanjut, meskipun WSKT mencatat nilai obligasi paling besar, namun jika dilihat proporsinya terhadap total utang, hanya sebesar 10,3%. Alhasil bisa disimpulkan bahwa obligasi bukan opsi utama yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktifitas bisnisnya.
Berdasar laporan keuangan perusahaan kuartal I-2019, utang bank sekitar Rp 45 triliun, disusul dengan utang usaha sekitar Rp 14 triliun.
Di lain pihak, berbeda dengan WSKT, ADHI sepertinya lebih memilih menerbitkan obligasi untuk memperoleh dana segar.
Pasalnya, meski total obligasi outstanding perusahaan hanya Rp 5,2 triliun, tapi porsinya mencapai 22,38% dari total kewajiban. Sekitar 10% atau setara Rp 500 miliar akan jatuh tempo kurang dari setahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Bangun Proyek Jokowi, Utang 4 BUMN Karya Tembus Rp 218,88 T
Most Popular