Dolar AS Lemas karena Digondheli Presidennya Sendiri

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 July 2019 09:28
Dolar AS Lemas karena <i>Digondheli</i> Presidennya Sendiri
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot. Dolar AS melemah karena 'digondheli' oleh presiden negaranya sendiri. 

Pada Kamis (4/7/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.105. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Tidak cuma rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia juga mampu menguat di hadapan greenback. Hanya rupee India yang masih melemah, itu pun mungkin karena pasar keuangan Negeri Bollywood belum dibuka sehingga rupee masih mencerminkan posisi kemarin. Kalau rupee sudah diperdagangkan, maka bukan tidak mungkin akan ikut-ikutan menguat. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:04 WIB: 

 


Dolar AS terluka oleh pernyataan presiden negaranya sendiri, Donald Trump. Dalam cuitan di Twitter, laki-laki yang pernah tampil sebagai cameo di film Home Alone 2: Lost in New York ini menegaskan AS siap untuk melakukan manipulasi nilai tukar karena negara lain melakukan hal yang sama. 

"China dan Eropa memainkan permainan manipulasi kurs, mereka memompa uang ke sistem (perekonomian) agar bisa berkompetisi dengan AS. Kita harus menyamakan, atau terus menjadi boneka yang duduk manis dan melihat negara lain melanjutkan permainan mereka seperti yang dilakukan selama bertahun-tahun," tegas Trump. 

Bukan kali ini saja Trump melampiaskan amarah karena dia menilai kurs dolar AS terlalu mahal karena terus menguat. Sampai-sampai Trump ikut menyalahkan Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) yang menaikkan suku bunga sampai empat kali tahun lalu, yang membuat dolar AS begitu perkasa. 

Baca:
Jelang Pengumuman The Fed, Trump Sindir Powell Lagi


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Mungkin Trump ada benarnya, dolar AS memang masih kuat. Meski terkoreksi 0,39% dalam sebulan terakhir, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,62% sejak awal tahun. Bahkan secara year-on-year indeks ini masih menguat 2,22%. 

 

Ternyata omelan Trump bukan tanpa dasar. Dolar AS yang terlalu kuat bisa jadi menjadi salah satu penyebab utama anjloknya performa perdagangan Negeri Paman Sam. 

Pada Mei, AS membukukan defisit perdagangan US$ 55,5 miliar, lebih dalam ketimbang bulan sebelumnya yaitu US$ 51,2. Defisit US$ 55,5 miliar adalah yang terparah dalam lima bulan terakhir. 



Pasar pun merespons pernyataan Trump dengan menaikkan ekspektasi akan penurunan suku bunga acuan. Dengan pemangkasan Federal Funds Rate diharapkan arus modal sedikit menjauh dari Negeri Adidaya sehingga dolar AS agak melemah dan ekspor AS tertolong. 

Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan penurunan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin menjadi 2-2,25% bulan ini mencapai 70,3%. Sementara peluang pemangkasan sampai 50 basis poin ke 1,75-2% adalah 29,7%. 

Jadi tidak salah kalau dolar AS begitu lemas hari ini. Kalau diurut-urut, penyebabnya ya karena dibebani atau digondheli oleh presidennya sendiri. 


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular