Meski Melemah, Rupiah Secara Teknikal Masih Ada Yang "Jaga"

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 July 2019 11:53
Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu, kecemasan akan pelambatan ekonomi global kembali menghantui.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (3/7/2019), kecemasan akan pelambatan ekonomi global kembali menghantui Mata Uang Garuda.

Kecemasan akan kondisi ekonomi global kembali muncul setelah pengukuran aktivitas manufaktur global milik JPMorgan di level terendah dalam 7 tahun terakhir, dan berkontraksi dalam 2 bulan beruntun.

Sementara, survei dari Morgan Stanley menunjukkan kontraksi untuk pertama kali sejak tahun 2016. Turunnya angkat indeks dari dua bank tersebut terjadi akibat kontraksi sektor manufaktur yang terjadi di berbagai belahan dunia, seperti China, zona euro, dan Inggris. Bahkan sektor manufaktur AS juga menunjukkan pelambatan meski masih berekspansi.

Kontraksi sektor manufaktur diperparah dengan kemungkinan perang dagang AS-Uni Eropa. Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives/USTR) telah menyelesaikan kajian rencana pengenaan bea masuk terhadap importasi produk-produk Benua Biru sebesar US$ 4 miliar.

Akibat serangkaian sentimen negatif tersebut, rupiah kembali melemah dan di perdagangan di kisaran Rp14.144/US$ pada pukul 11:30 WIB, melansir data investing.com.

Analisis Teknikal
Tenang, Pelemahan Rupiah Masih Ada Yang Jaga Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com

Melihat grafik harian, sejak 21 Juni pelemahan rupiah selalu dijaga resisten (tahanan atas) Rp 14.180. Mata Uang Garuda sempat beberapa kali melemah dan menguji level tersebut, pada akhirnya berbalik lagi menguat. Selama Rp 14.180 tidak ditembus, peluang penguatan rupiah masih terbuka.

Rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di bawah MA20 /rerata 20 hari (garis merah).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) masih di wilayah negatif yang memberikan gambaran sentimen bearish atau pelemahan dolar AS. Indikator-indikator tersebut memberikan gambaran penguatan rupiah (USD/IDR bergerak turun) dalam jangka menengah.

Tenang, Pelemahan Rupiah Masih Ada Yang Jaga Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, rupiah berada di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought), sehingga bisa membatasi pelemahan rupiah.

Resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.152, selama tertahan di bawah level tersebut, rupiah berpeluang memangkas pelemahan atau bahkan kembali menguat menuju area Rp 14.115. Sementara jika resisten ditembus, Mata Uang Garuda berpeluang melemah ke Rp 14.180.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular