Trump dan Jokowi Angkat Rupiah Jadi Runner-Up Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 July 2019 08:44
Trump dan Jokowi Angkat Rupiah Jadi <i>Runner-Up</i> Asia
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Sentimen eksternal dan domestik memang mendukung penguatan rupiah hingga menjadi salah satu mata uang terkuat di Asia. 

Pada Senin (1/7/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.080 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu dan menyentuh posisi terkuat sejak 23 April. 

Seiring perjalanan pasar, apresiasi rupiah agak menipis. Pada pukul 08: 14 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.090 di mana rupiah menguat 0,25%. 

Sebelumnya, rupiah sudah menguat dalam dua hari perdagangan beruntun. Jika rupiah bertahan di zona hijau hingga lapak tutup, maka rantai penguatan rupiah kian panjang menjadi tiga hari berturut-turut. 



Pagi ini, sebagian besar mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS. Hanya yen Jepang, peso Filipina, dan dolar Singapura yang tertinggal di zona merah. 

Namun performa rupiah cukup apik. Sebab dengan apresiasi 0,25%, rupiah menjadi mata uang terbaik kedua di Asia. Penguatan rupiah hanya kalah dari won Korea Selatan. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pukul 08:16 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Melihat yen Jepang yang melemah, sepertinya risk appetite pelaku pasar memang sedang tinggi. Aset aman (safe haven) seperti mata uang Negeri Matahari Terbit kekurangan peminat. 

Investor semringah karena ada kabar bahagia dari Osaka (Jepang). Akhir pekan lalu, di sea-sela KTT G20, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyepakati 'gencatan senjata'. Kedua negara sepakat untuk kembali ke meja perundingan dan tidak menyentuh kenaikan bea masuk. 

"Saya mengadakan pertemuan yang luar biasa dengan Presiden Xi, lebih baik dari yang saya perkirakan. Saya setuju untuk tidak menaikkan bea masuk selagi kami melanjutkan negosiasi. China sepakat bahwa mereka akan membeli produk pertanian dalam jumlah besar dari petani AS.  

Untuk permintaan kami mengenai perusahaan teknologi, saya dan Presiden Xi sepakat untuk mengizinkan Huawei membeli produk dari perusahaan-perusahaan yang tidak berdampak terhadap keamanan nasional. Lebih penting lagi, kami telah membuka kembali pintu negosiasi degan China sehingga hubungan kami terus membaik.

Kualitas lebih penting ketimbang kecepatan. Saya tidak buru-buru, tetapi kondisi sepertinya sangat bagus! Tidak ada penurunan tarif (bea masuk) yang sekarang berlaku bagi produk-produk China," papar Trump dalam utas (thread) di Twitter. 

Harapan damai dagang yang sempat meredup sejak Mei kini bergelora kembali. Semoga AS-China kali ini benar-benar mampu menyepakati perjanjian damai dagang sehingga rantai pasok global tidak lagi terganggu. Dunia boleh berharap untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. 

Kemudian, Trump juga membuat pelaku pasar berbunga-bunga karena menjalin kembali silaturahmi yang sempat putus dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Seusai KTT G20, Trump menyempatkan diri mampir ke Zona Demiliterisasi (DMZ) perbatasan Korea Utara-Korea Selatan untuk bertemu dengan Sang Pemimpin Tercinta. 

Di DMZ, Trump meminta izin kepada Kim untuk masuk ke wilayah Korea Utara. Permintaan ini dipenuhi oleh Kim. Walau hanya beberapa langkah, tetapi Trump menjadi presiden AS aktif pertama yang menginjakkan kaki di wilayah Korea Utara. 

Tidak hanya damai dagang, harapan damai di Semenanjung Korea pun menyala kembali. Kini, dua risiko besar yang menghantui perekonomian global perlahan bisa mulai dicoret dari daftar. 

Perkembangan ini tentu membuat investor bergairah. Tidak ada istilah main aman, aset-aset berisiko kembali jadi buruan. 


Sementara dari dalam negeri, investor boleh semakin tenang karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sebagai pemimpin Indonesia periode 2019-2024. Proses pesta demokrasi 2019 sudah rampung, pemenang Pilpres sudah ditetapkan. 

Jokowi adalah calon petahana (incumbent), sehingga pelaku pasar menilai eks gubernur DKI Jakarta tersebut tidak akan mengubah pola dan arah kebijakan terlalu drastis. Investor juga melihat Jokowi akan punya waktu untuk melanjutkan kebijakan reformasi struktural seperti pembenahan defisit transaksi berjalan (current account deficit). 


Damai dagang, damai Semenanjung Korea, plus kepastian politik dalam negeri membuat rupiah tidak punya pilihan selain menguat. Start mantap untuk mengawali pekan yang baru.  


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular