Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI, Bimbang di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 June 2019 10:32
Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI, Bimbang di Pasar Spot
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Sementara di pasar spot, rupiah belum menemukan bentuk permainan terbaik. 

Pada Kamis (27/6/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.180. Rupiah melemah tipis 0,04% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Kemarin, rupiah juga melemah di kurs tengah BI sehingga depresiasi mata uang Tanah Air sudah terjadi dua hari beruntun. Selama periode ini, rupiah melemah 0,3%. 

 

Sedangkan di perdagangan pasar spot, rupiah masih bimbang. Mata uang Tanah Air sudah merasakan penguatan, pelemahan, sampai stagnasi. 

Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan di Rp 14.170/US$. Kemudian rupiah sempat melemah tipis, dan pada pukul 10:12 WIB rupiah menguat 0,11% ke Rp 14.155. 

Di Asia, dolar AS cenderung menguat. Greenback hanya tidak mampu menekuk rupiah, yuan China, dan rupee India. 

Hal yang membuat bangga adalah rupiah kini menjadi mata uang terbaik di Asia. Penguatan rupiah menjadi yang paling tajam, mengalahkan yuan dan rupee. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:12 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Kemarin, rupiah menjadi mata uang terlemah di Asia dengan depresiasi 0,35%. Oleh karena itu, ada kemungkinan investor kembali memburu rupiah karena harganya yang relatif lebih murah. 


Kemudian, sepertinya investor semakin percaya diri menghadapi pengumuman hasil sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini. Kemungkinan besar pelaku pasar sudah yakin bahwa Mahkamah akan memperkuat hasil penghitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. 

Jokowi adalah capres petahana (incumbent) sehingga pasar menilai arah kebijakan pemerintah lima tahun ke depan tidak akan banyak berubah. Eks gubernur DKI Jakarta itu diperkirakan akan memperkuat kebijakan yang sudah ada selama ini, seperti reformasi struktural untuk memecahkan masalah defisit transaksi berjalan (current account deficit). 


Dilandasi keyakinan itu, aliran modal mulai masuk ke pasar keuangan Indonesia dan menopang penguatan rupiah. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 5,83 miliar yang membawa Indeks Harga Saham Gabungan menguat 0,3% pada pukul 10:23 WIB. 

Sementara di pasar obligasi negara, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah tenor 10 tahun turun 0,4 basis poin (bps). Penurunan yield menandakan harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular