Harga Emas Turun Lagi, Sampai Kapan?

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
27 June 2019 09:40
Pelaku pasar bersiaga mengantisipasi segala kemungkinan dari hasil pertemuan Trump-Xi Jinping akhir pekan ini.
Foto: 2.018 koin emas philharmonic Vienna, senilai 2,3 juta euro digunakan di rumah emas ProAurum untuk menghias apa yang mereka katakan adalah pohon Natal termahal di Eropa, di Munich, Jerman 3 Desember 2018. REUTERS / Michael Dalder
Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga emas masih sangat terbatas dengan kecenderungan melemah. Pelaku pasar bersiaga mengantisipasi segala kemungkinan dari hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akhir pekan ini.

Pada perdagangan Kamis (27/6/2019), harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,25% ke posisi US$ 1.411,8/troy ounce. Adapun harga emas di pasar spot terkoreksi tipis 0,02% menjadi US$ 1.408,13/troy ounce.

Daya tarik emas memang agak sedikit memudar setelah Gubernur The Federal Reserves/The Fed Jerome Powell mengeluarkan nada-nada yang kurang kalem (less dovish).  "Banyak peserta rapat FOMC (Federal Market Open Committee) yang menilai ada kebutuhan kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Namun kami juga memperhatikan bahwa kebijakan moneter tidak perlu berlebihan terhadap data per data atau sentimen jangka pendek," jelas Powell, mengutip Reuters.

Pernyataan tersebut didukung oleh koleganya, Presiden the Fed St. Louis James Bullard. "Saya berpikir (penurunan suku bunga acuan) 50 basis poin akan terlalu banyak. Saya rasa situasi yang ada tidak sampai ke sana, saya memilih (penurunan) 25 basis poin," ungkap Bullard dalam wawancara bersama Bloomberg, seperti dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, pelaku pasar yakin tahun ini The Fed bisa menurunkan suku bunga hingga tiga kali. Namun setelah pernyataan dua pejabat The Fed tersebut, agaknya suku bunga turun dua kali juga sudah bagus.

Tanpa adanya penurunan suku bunga yang terlalu besar, pelemahan dolar AS diprediksi tidak akan terlalu dalam. Harapan peningkatan harga emas pun semakin surut.


Kemudian, investor mulai tergoda untuk mengambil untung (profit taking). Maklum saja, sejak awal tahun penguatan harga emas sudah 10%. Pada level sekarang harga emas juga masih berada di dekat posisi tertingginya sejak Mei 2013 atau enam tahun lalu.

Namun, pelemahan harga emas masih tertahan oleh ketidakpastian nasib hubungan dagang AS dengan China.Trump dan Xi akan melakukan pertemuan eksklusif di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang.

Hingga saat ini, sinyal-sinyal yang datang dari dua belah pihak masih belum bisa menggambarkan hasil pertemuan dengan jelas. Memang, Trump sudah beberapa kali mengatakan bahwa kesepakatan sangat mungkin terjadi.

Namun perlu diingat bahwa Trump dikenal suka membuat keputusan spontan. Bisa saja tiba-tiba dia menarik diri dari negosiasi dan kesepakatan buyar sama sekali, seperti yang terjadi kala negosiasi dengan Korea Utara beberapa waktu lalu.


Bagi sebagian pelaku pasar, menunggu hasil pertemuan Trump-Xi agaknya lebih baik ketimbang agresif berinvestasi. Berjaga-jaga untuk kemungkinan terburuk.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa/taa) Next Article Emas, How High Can You Fly

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular