
Setahun Pimpin BEI, Apa yang Sudah Dilakukan Inarno Cs?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 June 2019 13:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun lalu mengalami penurunan laba bersih tahun berjalan sebesar 14,69% menjadi Rp 256 miliar. Jumlah tersebut turun dari laba bersih tahun berjalan di 2017 yang senilai Rp 310,64 miliar.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan penurunan laba bersih ini terjadi karena adanya kenaikan beban sebesar Rp 1,26 triliun atau naik 12,33% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan biaya penyusutan yang berkaitan dengan pembaruan sistem perdagangan dan data center baru.
"Meski ada kenaikan beban, Bursa berhasil melakukan efektivitas penggunaan anggaran sehingga berhasil mecatatkan laba bersih tahun berjalan mencapai Rp 265 miliar di 2018," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Tahun ini total pendapatan BEI yang berhasil dikantongi mencapai Rp 1,53 triliun, naik 5,74% dari pendapatan sepanjang 2017 yang senilai Rp 1,45 triliun. Terdiri dari pendapatan usaha yang senilai Rp 1,35 triliun dan sisanya dari pendapatan lainnya.
Namun demikian, jumlah aset di akhir tahun lalu justru turun 18,07% menjadi Rp 6,8 triliun secara year in year (YoY) dari posisi Rp 8,35 triliun. Penurunan ini terjadi lantaran adanya penurunan piutang penyelesaian transaksi bursa sebesar 44,81%.
Liabilitas mengalami penurunan 38% menjadi Rp 2,9 triliun yang sebagian besar karena adanya penurunan liabilitas penyelesaian transaksi bursa.
Ekuitas tercatat senilai Rp 3,8 triliun di akhir periode yang sama, naik 7,5% dari posisi akhir 2017 yang senilai Rp 3,61 triliun.
Pencapaian Bursa
Inarno menyebutkan pencapaiannya sepanjang tahun lalu dari segi jumlah perusahaan tercatat (listing) berhasil melewati bursa-bursa di regional ASEAN. Pertumbuhan ini dicapai sebesar 24,3% dengan jumlah perusahaan tercatat sebanyak 57 emiten baru.
"Jumlah perusahaan listing merupakan jumlah terbanyak selama 26 tahun privatisasi bursa saham Indonesia," kata dia.
Lebih rinci, pertumbuhan yang dicatatkan ini berhasil melampaui pertumbuhan Bursa Malaysia yang hanya naik 1,1% di tahun lalu, Vietnam tumbuh 23% tahun lalu dan jauh dibanding Singapura yang justru minus 4,5% di tahun lalu.
"Kita sudah menyalip Thailand yang selama ini leading di ASEAN namun sudah kita salip di 2018-2019," imbuh dia.
Dari segi pertumbuhan investor, tahun lalu terjadi kenaikan sebesar 44% menjadi 1,6 juta dari 1,1 juta. Ini merupakan total investor Indonesia baik untuk saham, reksadana dan surat utang. Sedangkan untuk investor saham saja tercatat sebanyak 854.000 investor di tahun lalu, naik 36% dibanding 630.000 di akhir 2017.
Hingga Mei 2019, jumlah investor total sudah mencapai Rp 1,9 juta dengan investor saham saja sebanyak 952.000. "Sebentar lagi akan menjadi capai 1 juta investor saham," tambahnya.
Dari segi transaksi, volume-nya naik 29% secara YoY yang diikuti dengan kenaikan nilai rata-rata transaksi harian menjadi Rp 10 triliun/hari, naik dari Rp 8,5 triliun/hari. Frekuensi transaksi juga ikut terkerek menjadi 430 ribu/hari yang tumbuh dari 377 ribu/hari.
Inarno menjelaskan, capaian ini berhasil diraih karena suksesnya buesa menerapkan siklus penyelesaian transaksi dari tiga hari (T+3) menjadi dua hari (T+2).
(hps/hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan penurunan laba bersih ini terjadi karena adanya kenaikan beban sebesar Rp 1,26 triliun atau naik 12,33% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan biaya penyusutan yang berkaitan dengan pembaruan sistem perdagangan dan data center baru.
"Meski ada kenaikan beban, Bursa berhasil melakukan efektivitas penggunaan anggaran sehingga berhasil mecatatkan laba bersih tahun berjalan mencapai Rp 265 miliar di 2018," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Namun demikian, jumlah aset di akhir tahun lalu justru turun 18,07% menjadi Rp 6,8 triliun secara year in year (YoY) dari posisi Rp 8,35 triliun. Penurunan ini terjadi lantaran adanya penurunan piutang penyelesaian transaksi bursa sebesar 44,81%.
Liabilitas mengalami penurunan 38% menjadi Rp 2,9 triliun yang sebagian besar karena adanya penurunan liabilitas penyelesaian transaksi bursa.
Ekuitas tercatat senilai Rp 3,8 triliun di akhir periode yang sama, naik 7,5% dari posisi akhir 2017 yang senilai Rp 3,61 triliun.
Pencapaian Bursa
Inarno menyebutkan pencapaiannya sepanjang tahun lalu dari segi jumlah perusahaan tercatat (listing) berhasil melewati bursa-bursa di regional ASEAN. Pertumbuhan ini dicapai sebesar 24,3% dengan jumlah perusahaan tercatat sebanyak 57 emiten baru.
"Jumlah perusahaan listing merupakan jumlah terbanyak selama 26 tahun privatisasi bursa saham Indonesia," kata dia.
Lebih rinci, pertumbuhan yang dicatatkan ini berhasil melampaui pertumbuhan Bursa Malaysia yang hanya naik 1,1% di tahun lalu, Vietnam tumbuh 23% tahun lalu dan jauh dibanding Singapura yang justru minus 4,5% di tahun lalu.
"Kita sudah menyalip Thailand yang selama ini leading di ASEAN namun sudah kita salip di 2018-2019," imbuh dia.
Dari segi pertumbuhan investor, tahun lalu terjadi kenaikan sebesar 44% menjadi 1,6 juta dari 1,1 juta. Ini merupakan total investor Indonesia baik untuk saham, reksadana dan surat utang. Sedangkan untuk investor saham saja tercatat sebanyak 854.000 investor di tahun lalu, naik 36% dibanding 630.000 di akhir 2017.
Hingga Mei 2019, jumlah investor total sudah mencapai Rp 1,9 juta dengan investor saham saja sebanyak 952.000. "Sebentar lagi akan menjadi capai 1 juta investor saham," tambahnya.
Dari segi transaksi, volume-nya naik 29% secara YoY yang diikuti dengan kenaikan nilai rata-rata transaksi harian menjadi Rp 10 triliun/hari, naik dari Rp 8,5 triliun/hari. Frekuensi transaksi juga ikut terkerek menjadi 430 ribu/hari yang tumbuh dari 377 ribu/hari.
Inarno menjelaskan, capaian ini berhasil diraih karena suksesnya buesa menerapkan siklus penyelesaian transaksi dari tiga hari (T+3) menjadi dua hari (T+2).
(hps/hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
Most Popular