Analisis

Masih Garang, Bisakah Rupiah Capai Rp 14.000?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 June 2019 12:09
Rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (25/6/19), bahkan kini ke bawah level Rp 14.100.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (25/6/19), bahkan kini ke bawah level Rp 14.100.

Mata Uang Garuda terus mendapat pijakan untuk terbang pasca pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Kamis (20/6/19) dini hari. The Fed bersikap dovish dengan membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR).


Pasca pengumuman tersebut spekulasi pasar jika The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali semakin menguat. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga saat ini di level 2,25%-2,50% hingga akhir tahun tercatat sebesar 0%, alias tidak ada pelaku pasar yang melihat tingkat FFR sekarang dipertahankan.

Pada saat yang sama Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan kebijakan moneter, dan membuka peluang suku bunga acuan (7-Day Reverse Repo Rate) akan dipangkas pada masa yang akan datang. Pemangkasan suku bung tersebut diharapkan dapat memacu perekonomian Indonesia.

Awal pekan kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data neraca perdagangan bulan Mei yang mencatat surplus US$ 210 juta. Ekspor dilaporkan turun 8,99% year-on-year (YoY) menjadi US$ 14,74 miliar, dan impor anjlok 17,71% menjadi US$ 14,53 miliar.

Rupiah terlihat "galau" merespon data tersebut pada perdagangan Senin, tetapi perlahan kembali mengumpulkan momentum penguatan hingga mengakhiri perdagangan di zona hijau. Momentum penguatan rupiah terlihat berlanjut pada hari ini.

Satu lagi sentimen positif bagi rupiah adalah harapan akan adanya kesepakatan dagang antara AS-China pada KTT G-20 pada akhir pekan nanti.

Pada pukul 11:30 WIB, rupiah berada di level Rp 14.105/US$, mengutip data dari investing.com.

Analisis Teknikal
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: investing.com
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di kisaran MA20 /rerata 20 hari (garis merah).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) kembali memasuki wilayah negatif yang memberikan gambaran sentimen bearish atau pelemahan dolar AS untuk jangka menengah.
Foto: investing.com
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah), sehingga tekanan turun dolar (rupiah menguat) semakin besar.


Indikator Stochastic bergerak turun dan sudah memasuki wilayah jenuh jual (oversold), yang bisa jadi membatasi penguatan rupiah (penurunan USD/IDR). Target penurunan rupiah masih ke area Rp 14.075/US$, dan peluang ke area Rp 14.000/US$ menjadi terbuka jika mampu menembus konsisten di bawah Rp 14.075/US$.

Sementara itu, resisten (tahanan atas) terdekat di kisaran US$ 14.115/US$, jika dilewati, dolar berpeluang mengalami technical rebound dengan target ke area Rp 14.150/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular