
Surplus Neraca Dagang RI Belum Mampu Dongkrak Kinerja Rupiah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 June 2019 12:31

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (24/6/19), meski neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus.
Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa saat lalu melaporkan data neraca perdagangan bulan Mei yang mencatat surplus US$ 210 juta. Ekspor dilaporkan turun 8,99% year-on-year (YoY) menjadi US$ 14,74 miliar, dan impor anjlok 17,71% menjadi US$ 14,53 miliar.
Rupiah belum banyak bergerak, tetapi galau antara penguatan dan pelemahan. Mata Uang Garuda sebenarnya dibuka di zona hijau, sebelum melemah tipis. Pelemahan rupiah pada hari ini bisa dimaklumi setelah pada pekan lalu mencatat penguatan 1,19% bahkan mencapai level terkuat sejak 23 April.
Dolar AS masih mengalami tekanan akibat Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang membuka peluang pemangkasan suku bunga. Meski demikian penurunan tajam pekan lalu membuat dolar mengalami technical rebound.
Pada pukul 11:45 WIB, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 14.160/US$ mengutip data investing.com.
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di kisaran MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) kembali memasuki wilayah negatif yang memberikan gambaran sentimen bearish atau pelemahan dolar AS untuk jangka menengah.
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah).
Indikator Stochastic bergerak naik, tetapi masih jauh dari area jenuh beli (overbought) sudah memasuki wilayah jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama, sehingga membuka peluang technical rebound.
Pelemahan rupiah kemungkinan besar akan ditahan resisten (tahanan atas) di kisaran Rp 14.180. Selama resisten tidak ditembus, rupiah berpeluang kembali menguat dengan target ke area support (tahanan bawah) Rp 14.115.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa saat lalu melaporkan data neraca perdagangan bulan Mei yang mencatat surplus US$ 210 juta. Ekspor dilaporkan turun 8,99% year-on-year (YoY) menjadi US$ 14,74 miliar, dan impor anjlok 17,71% menjadi US$ 14,53 miliar.
Rupiah belum banyak bergerak, tetapi galau antara penguatan dan pelemahan. Mata Uang Garuda sebenarnya dibuka di zona hijau, sebelum melemah tipis. Pelemahan rupiah pada hari ini bisa dimaklumi setelah pada pekan lalu mencatat penguatan 1,19% bahkan mencapai level terkuat sejak 23 April.
Dolar AS masih mengalami tekanan akibat Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang membuka peluang pemangkasan suku bunga. Meski demikian penurunan tajam pekan lalu membuat dolar mengalami technical rebound.
Pada pukul 11:45 WIB, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 14.160/US$ mengutip data investing.com.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di kisaran MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) kembali memasuki wilayah negatif yang memberikan gambaran sentimen bearish atau pelemahan dolar AS untuk jangka menengah.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah).
Indikator Stochastic bergerak naik, tetapi masih jauh dari area jenuh beli (overbought) sudah memasuki wilayah jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama, sehingga membuka peluang technical rebound.
Pelemahan rupiah kemungkinan besar akan ditahan resisten (tahanan atas) di kisaran Rp 14.180. Selama resisten tidak ditembus, rupiah berpeluang kembali menguat dengan target ke area support (tahanan bawah) Rp 14.115.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular