
Ada Awan Gelap Membayangi, Rupiah Cuma Bisa Naik Tipis
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 June 2019 13:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka flat di level Rp 14.330/dolar AS, rupiah berhasil mencetak apresiasi sebesar 0,03% di pasar spot hingga pukul 13:00 WIB ke level Rp 14.325/dolar AS.
Kinerja rupiah senada dengan mayoritas mata uang negara-negara Asia lainnya yang juga ditransaksikan menguat melawan greenback. Namun, jika dibandingkan dengan yang sama-sama menguat, kinerja rupiah terbilang kurang oke. Penguatan rupiah hanya tipis saja dan kalah dibandingkan penguatan yang dibukukan oleh mata uang negara-negara tetangga.
Dolar AS memang sedang loyo pada hari ini, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang ditransaksikan melemah 0,16%. Sebagai informasi, indeks dolar AS merupakan indeks yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap mata uang negara-negara mitra dagang utamanya seperti Inggris (poundsterling) dan negara-negara zona euro (euro).
Dolar AS kehilangan pijakan menjelang pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS yang akan digelar pada hari Selasa (18/6/2019) dan Rabu (19/6/2019) waktu setempat.
Memang, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% pada pertemuan kali ini. Namun, diharapkan bahwa The Fed akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan selepas menggelar pertemuan selama dua hari tersebut.
Beberapa waktu yang lalu, Jerome Powell (Gubernur The Fed) telah secara gamblang memberi sinyal pemangkasan tingkat suku bunga acuan yakni dengan mengubah standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell, dilansir dari Reuters.
Selain itu, rilis data ekonomi AS belakangan ini semakin meyakinkan pelaku pasar bahwa sedang terjadi perlambatan ekonomi yang signifikan, sehingga pemangkasan tingkat suku bunga acuan menjadi opsi yang sangat mungkin diambil.
Belum lama ini, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS periode Mei 2019 diumumkan sebanyak 75.000 saja, jauh di bawah ekspektasi yang sebanyak 177.000, dilansir dari Forex Factory.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 18 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps pada tahun ini berada di level 35,8%. Untuk pemangkasan sebesar 50 dan 25 bps, probabilitasnya masing-masing adalah sebesar 33,4% dan 12,4%.
Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya tersisa sebesar 1,5% saja, dari yang sebelumnya 26% pada bulan lalu.
Kinerja rupiah senada dengan mayoritas mata uang negara-negara Asia lainnya yang juga ditransaksikan menguat melawan greenback. Namun, jika dibandingkan dengan yang sama-sama menguat, kinerja rupiah terbilang kurang oke. Penguatan rupiah hanya tipis saja dan kalah dibandingkan penguatan yang dibukukan oleh mata uang negara-negara tetangga.
Dolar AS kehilangan pijakan menjelang pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS yang akan digelar pada hari Selasa (18/6/2019) dan Rabu (19/6/2019) waktu setempat.
Memang, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% pada pertemuan kali ini. Namun, diharapkan bahwa The Fed akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan selepas menggelar pertemuan selama dua hari tersebut.
Beberapa waktu yang lalu, Jerome Powell (Gubernur The Fed) telah secara gamblang memberi sinyal pemangkasan tingkat suku bunga acuan yakni dengan mengubah standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".
"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell, dilansir dari Reuters.
Selain itu, rilis data ekonomi AS belakangan ini semakin meyakinkan pelaku pasar bahwa sedang terjadi perlambatan ekonomi yang signifikan, sehingga pemangkasan tingkat suku bunga acuan menjadi opsi yang sangat mungkin diambil.
Belum lama ini, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS periode Mei 2019 diumumkan sebanyak 75.000 saja, jauh di bawah ekspektasi yang sebanyak 177.000, dilansir dari Forex Factory.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 18 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps pada tahun ini berada di level 35,8%. Untuk pemangkasan sebesar 50 dan 25 bps, probabilitasnya masing-masing adalah sebesar 33,4% dan 12,4%.
Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya tersisa sebesar 1,5% saja, dari yang sebelumnya 26% pada bulan lalu.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular