
Naik Nyaris 1%, IHSG Siap Patahkan Koreksi 4 Hari Beruntun?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 June 2019 13:05

Investor asing memegang peranan besar dalam mendongkrak kinerja IHSG pada hari ini. Pasca membukukan jual bersih senilai Rp 206,4 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin (17/6/2019), investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 54,2 miliar pada hari ini.
Penguatan rupiah menjadi faktor yang melandasi aksi beli investor asing. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,03% di pasar spot ke level Rp Rp 14.325/dolar AS.
Bensin bagi rupiah untuk menguat datang dari ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini. Hingga siang hari, indeks dolar AS ditransaksikan melemah 0,12%.
Kemudian, harga minyak mentah dunia yang mendukung ikut membantu mata uang Garuda mencetak apresiasi. Pada perdagangan kemarin, harga minyak WTI kontrak pengiriman Juli 2019 terkoreksi 1,1%, sementara brent kontrak pengiriman Agustus 2019 amblas 1,73%. Pada perdagangan hari ini, harga minyak WTI dan brent sama-sama ditransaksikan melemah 0,02%.
Kala harga minyak mentah jatuh, ada harapan bahwa defisit neraca dagang barang menjadi bisa ditekan yang pada akhirnya akan membantu dalam meredam defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD).
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing hingga siang hari di antaranya: PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 11,1 miliar), PT Bank Danamon Tbk/BDMN (Rp 10,9 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 5,9 miliar), PT Jasa Marga Tbk/JSMR (Rp 5,3 miliar), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (Rp 2,8 miliar).
Kalau tak ada perubahan sentimen yang signifikan pada saat perdagangan sesi 2 nanti, besar kemungkinan IHSG akan mampu memutus rantai koreksi yang sudah berlangsung selama empat hari.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Penguatan rupiah menjadi faktor yang melandasi aksi beli investor asing. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,03% di pasar spot ke level Rp Rp 14.325/dolar AS.
Bensin bagi rupiah untuk menguat datang dari ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini. Hingga siang hari, indeks dolar AS ditransaksikan melemah 0,12%.
Kala harga minyak mentah jatuh, ada harapan bahwa defisit neraca dagang barang menjadi bisa ditekan yang pada akhirnya akan membantu dalam meredam defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD).
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing hingga siang hari di antaranya: PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 11,1 miliar), PT Bank Danamon Tbk/BDMN (Rp 10,9 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 5,9 miliar), PT Jasa Marga Tbk/JSMR (Rp 5,3 miliar), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (Rp 2,8 miliar).
Kalau tak ada perubahan sentimen yang signifikan pada saat perdagangan sesi 2 nanti, besar kemungkinan IHSG akan mampu memutus rantai koreksi yang sudah berlangsung selama empat hari.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Most Popular