RI Mampu Berikan Cuan, Rupiah Tak Lagi Mejan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 June 2019 09:48
Indonesia Bisa Jadi Tujuan Investasi
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Faktor eksternal sepertinya menjadi pendorong penguatan rupiah. Arah kebijakan suku bunga acuan global yang semakin menuju ke arah pelonggaran menjadi angin segar. 

Pelaku pasar sudah berekspektasi bahwa The Federal Reserves/The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2-2,25% pada Juli. Mengutip CME Fedwatch, probabilitasnya mencapai 69,9%. 

Tidak cuma di AS, Jepang juga sepertinya akan menempuh kebijakan serupa. Meski saat ini suku bunga acuan di Negeri Matahari Terbit masih minus, tepatnya -0,1%, tetapi Jepang rasanya masih membutuhkan stimulus untuk mengangkat perekonomian domestik dari stagnasi. 

"Ketidakpastian perekonomian global sangat tinggi. Bank of Japan (BoJ) akan mengarahkan kebijakan moneter untuk mengakomodasi dampak dari perubahan ekonomi eksternal yang bisa dirasakan oleh Jepang sembari menjaga momentum pencapaian target inflasi," kata Haruhiko Kuroda, Gubernur BoJ, mengutip Reuters. 

Jadi bukan tidak mungkin BoJ akan kembali melonggarkan kebijakan moneter. Meski mungkin bukan melalui pemangkasan suku bunga, bisa dengan cara meneruskan atau bahkan memperkuat program pembelian surat berharga (quantitative easing). 

Tren pelonggaran moneter global akan membuat likuiditas berlimpah, dan uang-uang ini butuh tempat. Indonesia masih menjadi salah satu lokasi yang menarik, karena menawarkan imbalan kompetitif. 

Sebagai gambaran, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia seri acuan tenor 10 tahun berada di 7,664%. Meski yield terus turun dalam sepekan terakhir, tetapi masih relatif tinggi dibandingkan beberapa negara tetangga. 

 

Tidak hanya di pasar obligasi, bursa saham Indonesia juga masih menarik karena valuasinya tergolong murah dibandingkan negara-negara Asia. Saat ini, Price to Earnings Ratio (P/E) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah 16,01 kali. Lebih rendah ketimbang KLCI Malaysia (17,93 kali), SETI Thailand (16,47 kali), PSEI Filipina (19,11 kali), atau Sensex India (24,9 kali). IHSG masih punya ruang untuk lebih kuat lagi.

Jadi, Indonesia merupakan pilihan yang atraktif bagi aliran modal yang mencari 'rumah' baru. Selain cuan yang menanti di depan mata, Indonesia juga telah diganjar kenaikan peringkat utang dari Standard and Poor's (S&P) dari BBB- menjadi BBB. Ini akan membuat investor semakin percaya diri untuk menanamkan modal di Indonesia sehingga rupiah mampu menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular