
MNCN & BMTR Anjlok 25%, Pihak Hary Tanoe Tak Tahu Alasannya
Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 June 2019 20:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua perusahaan media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan anak usahanya PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) pada perdagangan hari ini sama-sama ditutup di posisi auto reject bawah setelah pada perdagangan sesi II siang ini melemah sampai 25%.
Saham BMTR ditutup di harga Rp 360/saham di akhir perdagangan. Diperdagangkan dengan volume 223,87 juta saham sebanyak 9.271 kali dengan nilai sebesar Rp 92,37 miliar. Asing berhasil kabur dengan mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 33,69 miliar dari saham ini.
Sementara, MNCN ditutup di harga Rp 975/saham sore ini. Setelah diperdagangkan sebanyak 190,19 juta unit saham sepanjang hari dengan frekuensi 15.439 kali dan menghasilkan nilai perdagangan Rp 213,15 miliar. Asing juga mencatatkan net sell sebesar Rp 47,47 miliar sepanjang hari ini.
Corporate Secretary MNC Grup Syafril Nasution mengatakan pihaknya tak mengetahui apa-apa mengenai pergerakan negatif atas saham dua perusahaan ini. Pun, keduanya juga tidak memiliki aksi korporasi yang berdampak signifikan pada pergerakan harga saham.
"Saya juga tahu barusan ini dari teman-teman, belum tahu kenapa. Tapi perusahaan memang tidak ada aksi korporasi apapun," kata Syafril saat ditemui di MNC Tower, Jakarta, Senin (17/6).
Kemudian, investor relation Media Nusantara Citra Marshall Wijaya Pheri menyebutkan tidak ada peristiwa penting atau informasi material non-publik, yang telah menyebabkan penurunan harga saham yang signifikan.
Sebaliknya, kinerja perusahaan justru terus mengalami perkembangan yang positif yang tercermin dari pendapatan bersih MNCN di akhir kuartal I-2019 lalu tumbuh 18% secara year on year (YoY) mennjadi Rp 1,88 triliun.
"Ini terutama didorong oleh kinerja yang kuat dalam pendapatan iklan, pendapatan konten, dan pendapatan iklan digital," tulis Marshall dalam siaran persnya, Senin (17/6).
Pendapatan iklan meningkat sebesar 15% yang terdiri dari pendapatan iklan konvensional sebesar 7%, serta pendapatan tambahan dari iklan digital yang telah tumbuh sebesar 330%.
Pendapatan konten naik 47% YoY menjadi Rp 460 Miliar pada periode yang sama karena peningkatan jumlah konten yang diproduksi sendiri.
Di samping itu, perusahaan akan meluncurkan inisiatif digital terbaru pada bulan Agustus 2019 yang disebut FTA +, aplikasi streaming langsung untuk 4 stasiun televisi free to air (FTA).
Selanjutnya, MNCN telah semakin memperkuat kemitraannya dengan YouTube dengan memperoleh alat roll up untuk beroperasi sebagai Multi-Channel Network (MCN) di YouTube yang menjadi pertanda sangat baik dengan komitmen Perusahaan untuk meningkatkan aktivitas digital.
Sementara itu, hari ini juga bertepatan dengan pelaksanaan due diligence meeting penawaran saham anak usaha BMTR yakni PT MNC Vision Network (MVN) yang dijadwalkakn akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) bulan depan.
Namun pihak perusahaan menegaskan bahwa pelaksanaan aksi korporasi ini tak ada hubungannya dengan kinerja fundamental perusahaan.
"Pada harga saat ini, Perusahaan diperdagangkan PER kurang dari 7x 2019 tahunan. Ada kemungkinan penjualan paksa dari pemegang saham tertentu, karena penjualan dalam volume besar bisa dilakukan selama beberapa hari tanpa mempengaruhi harga saham seperti yang terjadi hari ini," tutup dia.
Saksikan Video 10 Calon Emiten 2019 dengan Dana IPO Terbesar
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Emiten Grup MNC Digugat Pailit, Saham BMTR & MNCN Ambles!
Saham BMTR ditutup di harga Rp 360/saham di akhir perdagangan. Diperdagangkan dengan volume 223,87 juta saham sebanyak 9.271 kali dengan nilai sebesar Rp 92,37 miliar. Asing berhasil kabur dengan mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 33,69 miliar dari saham ini.
Sementara, MNCN ditutup di harga Rp 975/saham sore ini. Setelah diperdagangkan sebanyak 190,19 juta unit saham sepanjang hari dengan frekuensi 15.439 kali dan menghasilkan nilai perdagangan Rp 213,15 miliar. Asing juga mencatatkan net sell sebesar Rp 47,47 miliar sepanjang hari ini.
Corporate Secretary MNC Grup Syafril Nasution mengatakan pihaknya tak mengetahui apa-apa mengenai pergerakan negatif atas saham dua perusahaan ini. Pun, keduanya juga tidak memiliki aksi korporasi yang berdampak signifikan pada pergerakan harga saham.
"Saya juga tahu barusan ini dari teman-teman, belum tahu kenapa. Tapi perusahaan memang tidak ada aksi korporasi apapun," kata Syafril saat ditemui di MNC Tower, Jakarta, Senin (17/6).
Kemudian, investor relation Media Nusantara Citra Marshall Wijaya Pheri menyebutkan tidak ada peristiwa penting atau informasi material non-publik, yang telah menyebabkan penurunan harga saham yang signifikan.
Sebaliknya, kinerja perusahaan justru terus mengalami perkembangan yang positif yang tercermin dari pendapatan bersih MNCN di akhir kuartal I-2019 lalu tumbuh 18% secara year on year (YoY) mennjadi Rp 1,88 triliun.
"Ini terutama didorong oleh kinerja yang kuat dalam pendapatan iklan, pendapatan konten, dan pendapatan iklan digital," tulis Marshall dalam siaran persnya, Senin (17/6).
Pendapatan iklan meningkat sebesar 15% yang terdiri dari pendapatan iklan konvensional sebesar 7%, serta pendapatan tambahan dari iklan digital yang telah tumbuh sebesar 330%.
Pendapatan konten naik 47% YoY menjadi Rp 460 Miliar pada periode yang sama karena peningkatan jumlah konten yang diproduksi sendiri.
Di samping itu, perusahaan akan meluncurkan inisiatif digital terbaru pada bulan Agustus 2019 yang disebut FTA +, aplikasi streaming langsung untuk 4 stasiun televisi free to air (FTA).
Selanjutnya, MNCN telah semakin memperkuat kemitraannya dengan YouTube dengan memperoleh alat roll up untuk beroperasi sebagai Multi-Channel Network (MCN) di YouTube yang menjadi pertanda sangat baik dengan komitmen Perusahaan untuk meningkatkan aktivitas digital.
Sementara itu, hari ini juga bertepatan dengan pelaksanaan due diligence meeting penawaran saham anak usaha BMTR yakni PT MNC Vision Network (MVN) yang dijadwalkakn akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) bulan depan.
Namun pihak perusahaan menegaskan bahwa pelaksanaan aksi korporasi ini tak ada hubungannya dengan kinerja fundamental perusahaan.
"Pada harga saat ini, Perusahaan diperdagangkan PER kurang dari 7x 2019 tahunan. Ada kemungkinan penjualan paksa dari pemegang saham tertentu, karena penjualan dalam volume besar bisa dilakukan selama beberapa hari tanpa mempengaruhi harga saham seperti yang terjadi hari ini," tutup dia.
Saksikan Video 10 Calon Emiten 2019 dengan Dana IPO Terbesar
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Emiten Grup MNC Digugat Pailit, Saham BMTR & MNCN Ambles!
Most Popular