
Optimisme Damai Dagang Bawa Indeks Shanghai Balik Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 June 2019 10:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah 0,05% ke level 2.880,42, indeks Shanghai kini sudah berbalik arah ke zona hijau. Pada pukul 10:25 WIB, indeks Shanghai ditransaksikan menguat 0,34% ke level 2.891,87.
Kinerja indeks Shanghai pada Senin ini (17/6/) senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia lainnya yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,09% dan indeks Hang Seng pun naik 0,91%.
Pada pagi hari, panasnya bara perang dagang AS-China menghantui perdagangan di bursa saham Negeri Panda. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan dengan Presiden China Xi Jinping di gelaran KTT G-20 pada akhir bulan ini di Jepang masih juga belum jelas.
Semakin mendekati akhir bulan Juni, belum ada kepastian jika keduanya akan bertemu, walau memang Washington masih ingin kedua pemimpin negara bertemu guna membuka jalan menuju damai dagang.
"Namun belum ada proses formalisasi," ujar Lawrence Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengutip Reuters.
Sebelumnya, pejabat senior di lingkungan pemerintahan China mengungkapkan bahwa Beijing bahkan belum melakukan apapun terkait rencana pertemuan Trump-Xi.
"Bagi China, yang penting adalah protokol dan bagaimana beliau dihormati. China tidak ingin Xi pergi ke sebuah pertemuan yang akan mempermalukan dirinya," tegas sang pejabat, dikutip dari Reuters.
Sekedar mengingatkan, Trump sebelumnya sudah mengancam bahwa dirinya akan akan membebankan bea masuk tambahan bagi produk impor asal China jika Xi sampai tak menemuinya di sela-sela KTT G-20 nanti.
Namun, seiring berjalannya waktu, pelaku pasar nampak tak terlalu memusingkan potensi eskalasi perang dagang AS-China tersebut. Pasalnya, Trump kembali menyuarakan optimismenya bahwa pada akhirnya AS-China akan mampu mengesampingkan segala perbedaan dan meneken kesepakatan dagang.
"Pada akhirnya mereka akan meneken kesepakatan," kata Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel pada hari Jumat (14/6/2019) waktu setempat, dilansir dari Channel News Asia.
Apalagi, Trump dan Xi memiliki sejarah yang baik kala bersua di KTT G-20. Sekedar mengingatkan, kali terakhir Trump bertemu dengan Xi adalah juga di sela-sela KTT G-20, yakni pada bulan Desember lalu di Argentina.
Hasilnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 3 bulan di mana keduanya tak akan mengerek bea masuk untuk importasi produk dari masing-masing negara. Gencatan senjata ini kemudian diperpanjang oleh Trump seiring dengan perkembangan negosiasi dagang yang positif.
Bisa jadi, hal serupa akan kita temukan juga kala Trump bersua dengan Xi pada akhir bulan ini, jika memang pertemuan tersebut terealisasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Damai Dagang AS-China Kian Terasa, Indeks Shanghai Menghijau
Kinerja indeks Shanghai pada Senin ini (17/6/) senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia lainnya yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,09% dan indeks Hang Seng pun naik 0,91%.
Pada pagi hari, panasnya bara perang dagang AS-China menghantui perdagangan di bursa saham Negeri Panda. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan dengan Presiden China Xi Jinping di gelaran KTT G-20 pada akhir bulan ini di Jepang masih juga belum jelas.
Semakin mendekati akhir bulan Juni, belum ada kepastian jika keduanya akan bertemu, walau memang Washington masih ingin kedua pemimpin negara bertemu guna membuka jalan menuju damai dagang.
"Namun belum ada proses formalisasi," ujar Lawrence Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengutip Reuters.
Sebelumnya, pejabat senior di lingkungan pemerintahan China mengungkapkan bahwa Beijing bahkan belum melakukan apapun terkait rencana pertemuan Trump-Xi.
"Bagi China, yang penting adalah protokol dan bagaimana beliau dihormati. China tidak ingin Xi pergi ke sebuah pertemuan yang akan mempermalukan dirinya," tegas sang pejabat, dikutip dari Reuters.
Sekedar mengingatkan, Trump sebelumnya sudah mengancam bahwa dirinya akan akan membebankan bea masuk tambahan bagi produk impor asal China jika Xi sampai tak menemuinya di sela-sela KTT G-20 nanti.
Namun, seiring berjalannya waktu, pelaku pasar nampak tak terlalu memusingkan potensi eskalasi perang dagang AS-China tersebut. Pasalnya, Trump kembali menyuarakan optimismenya bahwa pada akhirnya AS-China akan mampu mengesampingkan segala perbedaan dan meneken kesepakatan dagang.
"Pada akhirnya mereka akan meneken kesepakatan," kata Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel pada hari Jumat (14/6/2019) waktu setempat, dilansir dari Channel News Asia.
Apalagi, Trump dan Xi memiliki sejarah yang baik kala bersua di KTT G-20. Sekedar mengingatkan, kali terakhir Trump bertemu dengan Xi adalah juga di sela-sela KTT G-20, yakni pada bulan Desember lalu di Argentina.
Hasilnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 3 bulan di mana keduanya tak akan mengerek bea masuk untuk importasi produk dari masing-masing negara. Gencatan senjata ini kemudian diperpanjang oleh Trump seiring dengan perkembangan negosiasi dagang yang positif.
Bisa jadi, hal serupa akan kita temukan juga kala Trump bersua dengan Xi pada akhir bulan ini, jika memang pertemuan tersebut terealisasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Damai Dagang AS-China Kian Terasa, Indeks Shanghai Menghijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular