Pekan Lalu Reli, Surat Utang Pemerintah Tertekan Hari Ini?

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
17 June 2019 08:40
Setelah menguat selama sepekan penuh, pasar obligasi Indonesia diprediksi bervariasi.
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menguat selama sepekan penuh, pasar obligasi Indonesia diprediksi bervariasi dengan risiko melemah. Ketidakpastian ekonomi global membuat investor memilih wait and see.

Riset Pilarmas Investindo Sekuritas yang diterima CNBC Indonesia pagi ini, Senin (17/6/2019), menyebutkan isu perang dagang Amerika Serikat (AS)-China masih akan mendominasi arah gerak pasar keuangan di Indonesia. Pasalnya, nasib hubungan dagang antara keduanya masih tidak jelas.

Presiden AS, Donald Trump sudah berkali-kali mengatakan bahwa dirinya "tidak ada masalah" jika Presiden China, Xi Jinping setuju untuk bertemu akhir bulan ini demi memulai kembali perundingan tentang perdagangan. Menurut Trump, China harusnya ingin membuat kesepakatan dalam kondisi sekarang.

Namun hingga saat ini, masih belum ada konfirmasi dari pihak China mengenai rencana pertemuan tersebut. Masih ada banyak hal yang harus diselesaikan, bahkan hanya untuk memulai pertemuan.

Di samping isu perang dagang, investor juga kemungkinan akan bermain aman sembari menunggu hasil rapat bulanan Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, yang akan diumumkan Kamis (20/6/2019) dini hari waktu Indonesia. Sebenarnya, pelaku pasar masih meyakini bahwa The Fed akan menahan suku bunga di kisaran 2,25%-2,5%. 

Bukan hanya angkanya, investor juga bakal membedah berbagai pernyataan yang dikeluarkan Powell. Pelaku pasar ingin mencari tahu, mengulik petunjuk, bagaimana arah suku bunga ke depan.

Dengan ketidakpastian yang masih cukup tinggi, Pilarmas Investindo Sekuritas  merekomendasikan pelaku pasar untuk wait and see dengan potensi jual.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa/tas) Next Article Cuan Obligasi saat The Fed Dovish

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular