Di Kurs Tengah BI dan Spot, Rupiah Terlemah Sejak Akhir Mei

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 June 2019 10:25
Di Kurs Tengah BI dan Spot, Rupiah Terlemah Sejak Akhir Mei
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga tidak berdaya di hadapan dolar AS di perdagangan pasar spot. 

Pada Jumat (14/6/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.304. Rupiah melemah 0,24% dibandingkan posisi hari sebelumnya. Ini merupakan posisi terlemah rupiah sejak 31 Mei. 

 

Sementara di pasar spot, nasib rupiah juga kurang beruntung. Pada pukul 10:10 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.304 di mana rupiah melemah 0,2%. Rupiah menyentuh posisi terlemah sejak 30 Mei. 

Mengawali perdagangan pasar spot, sebenarnya rupiah masih bisa menguat 0,04%. Namun penguatan yang tipis itu habis dengan cepat dan rupiah tertahan di zona merah sampai sekarang. 


Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga melemah di hadapan dolar AS. Hanya yen Jepang yang masih bisa bertahan di zona hijau, itu pun dengan apresiasi yang sangat terbatas. 

Namun dengan depresiasi 0,2%, rupiah menjadi mata uang terlemah di Asia. Untuk urusan melemah di hadapan dolar AS, rupiah juaranya.

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:10 WIB: 

 



(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Kalau melihat hanya yen yang menguat, bisa disimpulkan bahwa pelaku pasar sedang  bermain aman. Yen adalah primadona saat investor enggan mengambil risiko, karena statusnya sebagai safe haven asset

Mungkin investor masih mencemaskan risiko perang dagang AS-China. Jelang KTT G20 di Osaka (Jepang) akhir bulan ini, belum ada konfirmasi bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu. 

Sejauh ini Washington masih ingin kedua pemimpin itu bertemu dan bisa membuka jalan menuju damai dagang, seperti yang terjadi di Buenos Aires (Argentina) akhir tahun lalu. "Namun belum ada proses formalisasi," ujar Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengutip Reuters. 

"Prinsip dasar (dialog dagang) adalah kerja sama. China tidak akan bernegosiasi untuk sebuah hal yang sangat prinsip," tegas Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters. 

Sepertinya hubungan Washington-Beijing masih renggang, dan belum ada titik terang seputar pertemuan Trump-Xi di Osaka. Khawatir tensi perang dagang AS-China bisa naik, investor pun memilih bermain aman.

Akibatnya aset-aset berisiko di negara berkembang Asia mengalami tekanan jual, termasuk di Indonesia. Tidak heran rupiah melemah.   


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular